Jakarta (ANTARA) – Kebiasaan mengonsumsi mie instan dicampur nasi telah menjadi pola makan yang umum di kalangan masyarakat Indonesia. Meskipun praktis dan terjangkau, kebiasaan ini sering kali dianggap sebagai pilihan makan yang mudah, terutama di kalangan masyarakat urban dengan rutinitas padat.
Namun, kebiasaan tersebut menyimpan sejumlah risiko kesehatan yang patut diwaspadai. Berikut enam risiko kesehatan yang dapat timbul akibat kebiasaan makan mie instan dicampur nasi.
Baca juga: BPOM pastikan produk mi instan yang beredar di Indonesia aman
6 risiko jika keseringan mengonsumsi mie instan dicampur nasi
1. Obesitas dan penambahan berat badan
Baik mie instan maupun nasi mengandung karbohidrat tinggi. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan asupan kalori berlebih, yang jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, dapat berujung pada penambahan berat badan dan obesitas.
2. Gangguan metabolisme dan diabetes tipe 2
Konsumsi karbohidrat berlebihan dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan insulin. Hal ini dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
3. Penyakit jantung dan hipertensi
Mie instan mengandung natrium dan lemak jenuh tinggi, sementara nasi putih memiliki indeks glikemik tinggi. Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, meningkatkan risiko penyakit jantung dan hipertensi.
Baca juga: 6 bahaya konsumsi mie instan berlebihan bagi kesehatan
4. Kekurangan nutrisi penting
Mie instan dan nasi putih rendah protein, vitamin, dan mineral. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting, yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.
5. Kekurangan nutrisi penting
Mie instan dan nasi putih rendah protein, vitamin, dan mineral. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting, yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.
6. Peningkatan risiko kanker
Mie instan mengandung bahan pengawet dan pewarna yang berpotensi karsinogenik. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
Para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi mie instan dicampur nasi dan menggantinya dengan pola makan yang lebih seimbang. Mereka merekomendasikan untuk menambahkan sumber protein seperti telur, ayam, atau tahu, serta sayuran seperti bayam atau wortel untuk meningkatkan kualitas gizi.
Dengan memahami risiko kesehatan yang terkait, diharapkan masyarakat dapat membuat pilihan yang lebih sehat dalam pola makan sehari-hari. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan gizi dan mencegah gangguan kesehatan di masa depan.
Baca juga: BPOM sebut mie instan yang ditarik di Australia sudah penuhi aturan
Baca juga: Berbuka puasa dengan Mie instan, bagaimana dampaknya bagi kesehatan?
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025