Jakarta (ANTARA) – Bepergian dengan pesawat memang praktis dan cepat, namun ada satu hal yang kerap membuat penumpang lalai: aturan barang bawaan kabin.
Meski sudah sering diingatkan, masih banyak orang yang tanpa sadar membawa barang-barang terlarang ke dalam kabin pesawat. Alhasil, saat pemeriksaan keamanan, barang-barang tersebut harus rela disita oleh petugas bandara.
Agar perjalanan Anda lebih lancar dan bebas dari masalah, simak tujuh jenis barang yang paling sering disita di kabin pesawat berikut ini, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Powerbank dilarang masuk kabin pesawat, bandara Jambi lakukan sosialisasi
7 Barang bawaan yang dilarang dan disita dalam kabin pesawat
1. Senjata tajam
Benda-benda yang termasuk kategori senjata tajam kerap tanpa sadar dibawa penumpang ke dalam kabin. Contohnya gunting kecil, cutter, pisau lipat, hingga replika pistol.
Meski terlihat biasa saja, barang-barang ini dianggap berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, petugas keamanan bandara tak segan-segan menyita barang tersebut saat melewati mesin X-ray.
Dalam kasus yang lebih serius, penumpang yang ketahuan membawa senjata tajam bahkan bisa dikenai sanksi tegas, mulai dari dideportasi hingga masuk daftar hitam penerbangan.
2. Peralatan olahraga
Beberapa peralatan olahraga memang diperbolehkan masuk ke kabin, seperti raket tenis atau tongkat snooker. Namun, alat olahraga yang ukurannya lebih besar atau berpotensi melukai orang lain, seperti tongkat golf, tongkat kriket, atau panah, wajib dimasukkan ke bagasi tercatat. Hal ini untuk mencegah potensi risiko selama penerbangan.
3. Cairan yang lebih dari 100 ml
Barang cair seperti air minum, sabun cair, parfum, losion, hingga sampo, semuanya dibatasi maksimal 100 ml per kemasan saat masuk kabin. Bila melebihi batas tersebut, petugas akan langsung menyitanya. Untuk menghindari hal ini, pastikan membawa cairan dalam botol khusus travel size yang lebih praktis dan sesuai aturan.
Baca juga: Garuda jelaskan ketentuan membawa koper pintar dalam penerbangan
4. Makanan beraroma tajam
Jenis makanan dengan bau menyengat seperti durian atau bahan segar seperti ikan mentah dan daging segar juga tidak boleh dibawa ke kabin. Selain aroma-nya bisa mengganggu kenyamanan penumpang lain, ada risiko kontaminasi dari bahan-bahan tersebut.
Beberapa negara bahkan memberlakukan aturan ketat terkait karantina makanan, jadi sebaiknya perhatikan regulasi sebelum membawa makanan seperti ini.
5. Bahan peledak dan zat kimia berbahaya
Segala bentuk bahan peledak seperti petasan, kembang api, hingga korek api gas berukuran besar, sangat dilarang dibawa ke dalam kabin. Begitu pula dengan zat kimia yang mudah terbakar atau bersifat korosif. Selain berbahaya bagi keamanan penerbangan, kebocoran bahan-bahan ini dapat merusak interior pesawat. Kalau memang harus membawa bahan khusus, lebih baik konsultasikan lebih dulu dengan maskapai.
6. Produk hewani mentah atau olahan
Selain makanan beraroma kuat, produk-produk hewani seperti ikan segar, daging mentah, atau hasil olahan tertentu juga dilarang masuk ke kabin, khususnya untuk penerbangan internasional.
Selain alasan kebersihan, pembatasan ini juga terkait aturan karantina di negara tujuan. Bila memang perlu membawa produk tersebut, pastikan sudah dikemas dengan baik dan ditempatkan di bagasi tercatat sesuai ketentuan maskapai.
7. Powerbank berkapasitas tinggi
Powerbank menjadi benda wajib bagi banyak pelancong, namun tidak semuanya bisa bebas dibawa ke kabin. Maskapai biasanya membatasi kapasitas powerbank maksimal 100Wh hingga 160Wh, tergantung aturan yang berlaku.
Powerbank dengan daya lebih besar dianggap berisiko karena rawan memicu panas berlebih atau kebakaran. Untuk itu, sebelum terbang, cek kembali kapasitas powerbank Anda dan pastikan sesuai aturan maskapai.
Baca juga: Gaji pramugari di Indonesia 2025: Dari maskapai Garuda hingga AirAsia
Baca juga: Inggris juga larang laptop dan tablet dibawa ke kabin pesawat
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
