Jakarta (ANTARA) – Menunda pekerjaan atau prokrastinasi merupakan kebiasaan yang sering kali dianggap sepele, namun dapat berdampak besar terhadap produktivitas, kualitas pekerjaan, dan kesehatan mental seseorang.
Prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda tugas hingga mendekati atau bahkan melewati batas waktu yang telah ditentukan.
Banyak alasan mendasari perilaku ini, mulai dari rasa lelah, belum mendapat ide, hingga terdistraksi oleh hal-hal lain yang lebih menyenangkan. Namun, bila kebiasaan ini dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin akan berujung pada penurunan performa kerja, meningkatnya stres, hingga perasaan bersalah yang berlarut-larut.
Untuk membantu mengatasi kebiasaan tersebut, berikut ini delapan tips efektif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Buat skala prioritas
Tidak semua pekerjaan memiliki tingkat urgensi yang sama. Oleh karena itu, penting untuk menyusun skala prioritas guna menentukan tugas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Dengan memilah tugas berdasarkan tingkat kepentingan dan kedesakannya, seseorang dapat menghindari rasa kewalahan akibat beban kerja yang menumpuk.
2. Buat target capaian yang jelas
Menetapkan target yang spesifik dan terukur akan membantu meningkatkan motivasi dalam bekerja. Misalnya, menetapkan target untuk menyelesaikan tiga halaman laporan hari ini atau menyusun tiga poin presentasi sebelum pukul 15.00. Target yang konkret memberikan arah kerja yang lebih jelas dan terukur.
3. Tetapkan deadline yang realistis
Menentukan tenggat waktu (deadline) pribadi dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Penting untuk memastikan bahwa tenggat yang dibuat bersifat realistis dan disertai jeda waktu untuk istirahat agar tidak menimbulkan tekanan berlebih.
4. Susun to-do list harian
To-do list atau daftar tugas harian dapat menjadi alat sederhana namun efektif dalam mengorganisasi pekerjaan. Dengan mencatat seluruh aktivitas yang perlu dilakukan, seseorang dapat lebih mudah melacak progres dan merasakan kepuasan saat berhasil mencoret tugas yang telah diselesaikan.
5. Hindari distraksi saat bekerja
Lingkungan kerja yang penuh gangguan dapat menjadi salah satu penyebab utama prokrastinasi. Untuk itu, disarankan untuk menjauhkan sumber distraksi seperti ponsel, media sosial, atau suara bising saat bekerja. Menata ruang kerja agar rapi dan tenang juga dapat membantu meningkatkan fokus.
6. Terapkan strategi dua menit
Strategi ini menyarankan agar setiap tugas yang dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari dua menit segera dikerjakan. Contohnya termasuk mencuci piring, merapikan meja, atau membalas email singkat. Dengan menyelesaikan tugas-tugas kecil tersebut, seseorang dapat mengurangi beban pikiran dan menghindari akumulasi pekerjaan.
7. Ciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Kenyamanan tempat kerja berpengaruh besar terhadap produktivitas. Lingkungan yang rapi, bersih, dan sesuai preferensi pribadi dapat meningkatkan semangat dalam bekerja. Menambahkan elemen pendukung seperti lilin aromaterapi atau tanaman kecil juga bisa menjadi alternatif untuk menciptakan suasana yang lebih rileks.
8. Bangun kebiasaan positif sehari-hari
Kebiasaan yang baik, seperti bangun pagi, berolahraga ringan, dan menjaga pola makan sehat, dapat berkontribusi dalam menciptakan energi positif sepanjang hari. Aktivitas seperti meditasi atau mindfulness juga terbukti mampu meningkatkan fokus serta mengurangi stres yang kerap memicu kebiasaan menunda pekerjaan.
Menerapkan delapan langkah di atas secara konsisten tidak hanya membantu mengatasi prokrastinasi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Ingatlah bahwa perubahan besar berawal dari langkah kecil yang dilakukan secara berkelanjutan.
Baca juga: Manfaat LinkedIn untuk bangun jaringan, cari peluang kerja, dan karier
Baca juga: Survei: Tiga manfaat wajib ada untuk menarik minat pelamar kerja
Baca juga: Manfaat softskill, kunci sukses dalam dunia kerja
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.