Gaya Hidup

8 dampak negatif minuman manis berwarna bagi kesehatan anak sekolah

×

8 dampak negatif minuman manis berwarna bagi kesehatan anak sekolah

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Memasuki tahun ajaran baru, banyak orang tua yang antusias mengantar anaknya ke sekolah, terutama bagi mereka yang baru pertama kali menginjakkan kaki di jenjang sekolah dasar (SD). Di lingkungan sekolah, anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya, termasuk saat beristirahat dan jajan di kantin sekolah.

Meski demikian, orang tua perlu memberikan perhatian khusus terhadap kebiasaan jajan anak di sekolah. Pasalnya, anak-anak kerap memilih makanan atau minuman hanya karena tampilan yang menarik atau rasa yang manis, tanpa memerhatikan kandungan gizinya. Salah satu yang paling banyak diminati adalah minuman manis berwarna.

Minuman manis berwarna umumnya mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, jenis minuman ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan berat badan hingga penyakit kronis. Berikut ini sejumlah risiko kesehatan yang perlu diwaspadai orang tua.

Baca juga: 5 minuman herbal hangat yang ampuh redakan gejala masuk angin

Bahaya minuman manis berwarna bagi anak

1. Meningkatkan risiko obesitas​​​​​

Minuman kemasan manis umumnya mengandung fruktosa, yaitu jenis gula sederhana yang cepat dicerna tubuh. Hal ini membuat rasa kenyang tidak bertahan lama sehingga anak-anak cenderung mengonsumsinya secara berlebihan. Konsumsi fruktosa berlebih juga dapat memicu resistensi hormon leptin, yaitu hormon yang berperan mengendalikan rasa kenyang. Akibatnya, anak lebih sering merasa lapar dan berpotensi mengalami obesitas.

2. Berisiko menyebabkan diabetes

Asupan fruktosa berlebih dapat meningkatkan resistensi insulin pada tubuh. Hormon insulin bertugas menjaga kadar gula darah tetap normal. Ketika resistensi insulin terjadi, sel tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik sehingga kadar gula darah meningkat. Kondisi ini menjadi faktor risiko terjadinya diabetes di usia dini.

3. Berpotensi menyebabkan penyakit liver

Fruktosa dalam jumlah berlebih akan diolah di organ hati. Jika asupan fruktosa terlalu tinggi, hati akan mengubah sisa fruktosa menjadi lemak. Penumpukan lemak di hati dapat memicu kondisi Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD). Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi kerusakan hati yang serius.

4. Berpotensi menimbulkan kecanduan

Gula berlebih dapat merangsang pelepasan hormon dopamin yang memicu rasa senang, sehingga anak cenderung ingin terus mengonsumsi makanan atau minuman manis. Inilah yang menyebabkan gula dapat menimbulkan efek adiksi.

Baca juga: Rekomendasi minuman yang baik untuk pencernaan

5. Menimbulkan kerusakan gigi

Konsumsi minuman manis berwarna yang tinggi gula juga dapat memicu kerusakan gigi. Kombinasi gula dan asam dalam minuman, terutama minuman bersoda, dapat merusak lapisan email gigi. Oleh sebab itu, anak sebaiknya hanya mengonsumsi minuman manis saat jam makan utama. Jus buah pun sebaiknya dibatasi maksimal 150 ml per hari.

6. Meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis, terutama yang mengandung soda dan pemanis buatan, berkaitan dengan peningkatan risiko pembentukan batu ginjal.

7. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Konsumsi fruktosa berlebih dapat memicu peradangan serta penumpukan lemak di sel-sel otot jantung. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

8. Berisiko menyebabkan kanker

Sejumlah penelitian menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi minuman manis berlebih dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker payudara. Konsumsi jus buah secara berlebihan juga sebaiknya dihindari, karena lebih baik anak mengonsumsi buah utuh yang mengandung serat.

Baca juga: 9 manfaat jeruk peras tanpa gula untuk kesehatan tubuh

Batasi konsumsi minuman manis sejak dini

Melihat berbagai risiko di atas, orang tua diimbau untuk mulai membatasi konsumsi minuman manis berwarna pada anak-anak sejak dini. Sebagai alternatif, orang tua dapat membawakan air putih atau jus buah alami tanpa tambahan pemanis. Pastikan juga anak mendapatkan edukasi mengenai pentingnya menjaga pola makan dan minum yang sehat.

Penting diingat, setiap anak dapat menunjukkan reaksi berbeda saat mengonsumsi minuman manis. Untuk kondisi tertentu, selalu konsultasikan dengan tenaga medis profesional guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Lewat pengawasan yang baik dari orang tua dan sekolah, diharapkan anak-anak dapat memiliki kebiasaan makan dan minum yang lebih sehat demi mendukung tumbuh kembang yang optimal.

Baca juga: Minuman slushie warna warni picu sindrom toksik pada anak

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mahjong Waysslot gacor