Jakarta (ANTARA) – Menstruasi atau haid merupakan proses alami yang terjadi pada tubuh wanita setiap bulan. Meski demikian, tidak sedikit wanita yang mengalami keluhan berupa nyeri atau kram di bagian perut saat haid. Kondisi ini dalam dunia medis dikenal sebagai dismenore.
Dismenore terjadi akibat kontraksi otot rahim yang dipicu oleh zat prostaglandin. Pada beberapa kasus, rasa nyeri ini bisa ringan, namun pada sebagian wanita, nyeri tersebut bisa cukup parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Berikut sembilan cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit saat haid:
Baca juga: Macam-macam warna darah menstruasi, ini arti dan penyebabnya
1. Kompres hangat di perut
Mengompres bagian perut atau punggung bawah dengan botol berisi air hangat atau bantal pemanas selama 15–20 menit, tiga kali sehari, dapat membantu meredakan nyeri. Penelitian menunjukkan bahwa terapi ini memiliki efektivitas yang hampir setara dengan konsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
2. Pijatan ringan di area perut
Memijat area perut yang nyeri selama sekitar lima menit dengan gerakan melingkar dapat membantu mengendurkan otot dan mengurangi kram. Penggunaan minyak esensial seperti lavender, cengkeh, atau kayu manis yang dicampur dengan minyak dasar seperti minyak kelapa atau jojoba juga bermanfaat karena sifat antiradang dan antinyeri alaminya.
3. Menghindari makanan dan minuman tertentu
Selama menstruasi, sebaiknya menghindari makanan berlemak, asin, serta minuman berkafein, beralkohol, dan bersoda. Jenis makanan dan minuman tersebut dapat menyebabkan perut kembung dan retensi cairan. Sebagai alternatif, konsumsi teh herbal seperti jahe atau daun mint yang dapat membantu meredakan kram dan memperbaiki pencernaan.
4. Melakukan teknik relaksasi
Aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pilates terbukti dapat membantu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri dan meningkatkan suasana hati. Beberapa pose yoga juga diketahui efektif meredakan ketegangan otot punggung bagian bawah yang sering dirasakan saat haid.
5. Rutin berolahraga ringan
Berolahraga secara teratur meskipun dalam masa haid terbukti dapat mengurangi intensitas nyeri haid. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang berolahraga selama 30 menit setidaknya tiga kali seminggu mengalami perbaikan gejala dismenore yang signifikan. Aktivitas fisik juga membantu meningkatkan energi dan menjaga stabilitas emosi.
Baca juga: Penyebab perut kembung saat menstruasi dan kiat untuk mencegahnya
6. Berendam di air hangat
Berendam dalam air hangat dapat memberikan efek relaksasi pada otot tubuh dan meredakan nyeri. Menambahkan beberapa tetes minyak esensial seperti lavender, lemon, atau mawar ke dalam air mandi juga dapat meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi stres.
7. Mengonsumsi obat pereda nyeri
Jika nyeri tidak kunjung mereda, penggunaan obat pereda nyeri seperti ibuprofen, paracetamol, atau obat yang mengandung hyoscine butylbromide dapat menjadi pilihan. Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut secara rutin.
8. Memperbanyak konsumsi air putih
Minum air putih dalam jumlah cukup, sekitar 8–10 gelas per hari, penting untuk mencegah dehidrasi dan membantu melancarkan peredaran darah. Air putih hangat di pagi hari juga dapat membantu mengurangi kram dan memperbaiki sistem pencernaan.
9. Istirahat yang cukup
Haid sering kali disertai dengan penurunan hormon progesteron yang berdampak pada energi dan kualitas tidur. Oleh karena itu, tidur cukup dan berkualitas sangat penting. Posisi tidur menyamping dengan kaki menekuk (posisi fetal) terbukti mampu meredakan kram dan memperlancar aliran darah.
Melalui penerapan cara-cara di atas secara rutin, nyeri haid yang sering mengganggu aktivitas dapat dikurangi secara signifikan. Namun, jika nyeri berlangsung berkepanjangan atau disertai gejala lain yang tidak biasa, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter guna mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Penyebab dan cara mengatasi darah haid yang keluar terlalu banyak
Baca juga: Mengenal arti warna darah haid: Dari merah muda hingga abu-abu
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.