Jakarta (ANTARA) – Daging meltique belakangan ini semakin populer di kalangan masyarakat, terutama di antara para pencinta kuliner daging sapi. Dengan tampilan marbling yang menyerupai wagyu, daging ini banyak dijual di restoran hingga swalayan dengan harga yang lebih terjangkau.
Namun, penting bagi konsumen untuk mengetahui bahwa daging meltique sejatinya bukanlah wagyu. Menurut informasi dari Holycowsteak, daging meltique merupakan daging sapi biasa yang telah melalui proses penyuntikan lemak nabati—umumnya minyak canola—untuk menciptakan efek visual dan tekstur seperti wagyu. Teknik ini dikenal pula dengan istilah Pique di Prancis.
Proses produksi meltique
Teknik penyuntikan lemak pada daging meltique dilakukan dengan menyuntikkan minyak nabati ke dalam jaringan otot daging sapi biasa. Tujuannya adalah untuk meniru karakteristik marbling alami yang menjadi ciri khas wagyu. Proses ini mampu mengubah tekstur dan cita rasa daging, sehingga menyerupai wagyu dari segi penampilan maupun rasa. Namun demikian, daging ini tetap tidak dapat dikategorikan sebagai wagyu asli.
Menariknya, daging meltique dapat dibuat dari berbagai bagian tubuh sapi, tidak terbatas pada potongan premium seperti tenderloin atau ribeye. Inilah salah satu alasan mengapa harga daging meltique jauh lebih ekonomis dibandingkan wagyu.
Sayangnya, di tingkat konsumen, masih banyak masyarakat yang belum mendapat edukasi yang memadai terkait perbedaan ini. Akibatnya, tidak sedikit yang keliru mengira bahwa mereka sedang menikmati wagyu, padahal sebenarnya yang disajikan adalah daging meltique.
Baca juga: Tips memilih hingga mengolah daging sapi untuk dijadikan “steak”

Perbedaan meltique dan wagyu
Meski secara visual keduanya tampak serupa, terdapat sejumlah perbedaan mendasar antara daging meltique dan wagyu yang perlu diketahui masyarakat:
1. Asal usul daging
Daging meltique berasal dari sapi biasa, sedangkan wagyu berasal dari sapi ras unggulan Jepang, seperti jenis Kuroge Washu, yang dibesarkan melalui proses pengembangbiakan ketat dan terstandarisasi. Bahkan, setiap sapi wagyu biasanya menjalani uji genetika sebelum proses reproduksi dilakukan.
2. Kandungan gizi
Dari sisi kandungan nutrisi, daging meltique memiliki profil gizi yang serupa dengan daging sapi biasa. Berbeda dengan wagyu, yang secara alami mengandung kadar asam lemak tak jenuh yang tinggi, termasuk omega-3 dan omega-6, yang baik bagi kesehatan jantung.
Baca juga: 10 cara membuat steak sederhana dari daging kurban
3. Harga Jual
Proses produksi meltique yang lebih sederhana membuat harga daging ini lebih terjangkau. Di pasaran, meltique dapat ditemukan dengan kisaran harga mulai dari Rp100.000 per kilogram. Sebaliknya, wagyu asli memiliki harga yang jauh lebih tinggi, bisa mencapai empat hingga delapan kali lipat tergantung tingkat marbling dan asal impor.
Daging meltique memang menjadi alternatif menarik bagi masyarakat yang ingin menikmati sensasi menyerupai wagyu dengan harga yang lebih bersahabat. Namun, penting untuk menekankan bahwa meltique tidak memiliki standar kemurnian dan kualitas seperti wagyu.
Konsumen diimbau untuk lebih cermat dalam mengenali informasi label produk dan memahami asal-usul daging yang dikonsumsi. Edukasi dari pelaku usaha kepada konsumen pun dinilai penting agar tidak terjadi misinformasi.
Meskipun proses penyuntikan menggunakan lemak nabati telah memenuhi standar keamanan pangan, konsumen yang sedang menjalani pola makan tertentu seperti diet rendah lemak tetap disarankan berhati-hati karena kandungan lemak meltique cenderung lebih tinggi.
Baca juga: Tiga opsi potongan daging murah namun tetap nikmat untuk steak
Baca juga: Kiat makan steak agar tetap sehat dan rendah lemak
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.