Jakarta (ANTARA) – Daging meltique kian populer di kalangan masyarakat sebagai alternatif daging sapi yang menawarkan cita rasa gurih dan tekstur lembut menyerupai wagyu. Produk ini kini mudah dijumpai di berbagai restoran dan swalayan, dengan harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan daging wagyu asli.
Melansir informasi dari Holycowsteak dan FiberCreme, daging meltique sejatinya bukan berasal dari sapi wagyu. Daging ini merupakan daging sapi biasa yang telah mengalami proses penyuntikan lemak nabati, umumnya menggunakan minyak canola, guna menciptakan efek marbling yang menyerupai wagyu. Teknik ini dikenal juga dengan sebutan Pique di Prancis.
Berbeda dengan wagyu yang berasal dari ras sapi unggulan Jepang dan membutuhkan perawatan khusus, meltique dapat diproduksi dari bagian tubuh sapi mana pun. Hal ini membuat biaya produksinya lebih efisien dan harga jualnya lebih terjangkau bagi konsumen.
Namun, di balik daya tarik tersebut, terdapat beberapa aspek kesehatan yang perlu menjadi perhatian. Berikut adalah beberapa dampak konsumsi daging meltique terhadap kesehatan:
Baca juga: Sisi positif dan negatif daging meltique yang perlu diketahui
1. Kandungan lemak yang lebih tinggi
Daging meltique mengandung lemak yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi biasa karena adanya proses penyuntikan lemak ke dalam jaringan daging. Kandungan lemak yang tinggi ini dapat meningkatkan total asupan kalori dan lemak jenuh jika dikonsumsi secara berlebihan.
Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah besar diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengonsumsi daging meltique secara bijak dan dalam jumlah yang tidak berlebihan.
2. Risiko peningkatan kolesterol
Tingginya kandungan lemak jenuh dalam daging meltique juga berpotensi meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol, khususnya kolesterol LDL (kolesterol jahat), dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri dan memicu aterosklerosis, yakni pengerasan dan penyempitan pembuluh darah.
Kondisi tersebut berisiko menyebabkan gangguan aliran darah, serangan jantung, atau stroke. Untuk itu, disarankan agar konsumsi daging meltique diimbangi dengan asupan makanan berserat tinggi, seperti sayur dan buah-buahan, serta pola makan rendah lemak jenuh.
Baca juga: Mirip! Ini beda daging meltique dan wagyu yang perlu Anda tahu
3. Kandungan sodium (garam) tambahan
Dalam proses penyuntikan lemak, produsen daging meltique kerap menambahkan sodium atau garam guna meningkatkan cita rasa. Kandungan sodium yang berlebih dapat berdampak pada tekanan darah dan meningkatkan risiko hipertensi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu faktor utama pemicu penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, konsumen perlu mewaspadai asupan sodium harian dari berbagai sumber makanan, terutama jika sering mengonsumsi daging olahan seperti meltique.
Imbauan untuk konsumen
Meskipun daging meltique memberikan sensasi rasa dan tekstur yang menyerupai wagyu, masyarakat tetap diimbau untuk memperhatikan keseimbangan gizi dalam pola konsumsi sehari-hari. Berikut beberapa tips konsumsi sehat:
- Batasi konsumsi daging meltique agar tidak melebihi kebutuhan harian lemak dan kalori.
- Pilih metode pengolahan yang lebih sehat, seperti memanggang atau merebus, daripada menggoreng.
- Kombinasikan konsumsi daging meltique dengan makanan sehat lainnya, seperti sayuran dan biji-bijian.
- Perhatikan label kandungan gizi dan informasi sodium pada kemasan produk.
Dengan pemahaman yang baik mengenai kandungan dan dampak daging meltique terhadap kesehatan, masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam memilih asupan makanan yang sesuai dengan kondisi tubuh dan kebutuhan gizi masing-masing.
Baca juga: Apa itu daging meltique? Varian daging yang saat ini sedang populer
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
