Gaya Hidup

Usia berapa pertumbuhan tinggi badan berakhir? Ini penjelasannya

×

Usia berapa pertumbuhan tinggi badan berakhir? Ini penjelasannya

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Tinggi badan menjadi salah satu aspek penting dalam pertumbuhan fisik yang sering menarik perhatian, terutama di kalangan remaja hingga orang tua.

Banyak yang bertanya-tanya, sampai usia berapa seseorang bisa tumbuh tinggi? Apakah masih bisa bertambah setelah usia 20 tahun? Pertanyaan-pertanyaan ini wajar muncul karena pertumbuhan tinggi badan tidak berlangsung seumur hidup. Faktanya, setiap orang memiliki masa pertumbuhan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, hormon, hingga pola makan dan aktivitas fisik.

Memahami kapan pertumbuhan tinggi badan berhenti bisa membantu menentukan langkah yang tepat dalam mendukung tumbuh kembang anak dan remaja secara optimal.

Berikut ini adalah penjelasannya, mengenai waktu masa pertumbuhan tinggi badan seseorang berhenti, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Baca juga: Daftar makanan tinggi protein terbaik untuk turunkan berat badan

Kapan masa pertumbuhan tinggi badan seseorang berhenti?

Masa pertumbuhan tinggi badan setiap orang berbeda-beda, tergantung pada sejumlah faktor seperti genetika, tingkat aktivitas fisik, dan pola hidup secara keseluruhan.

Pada anak laki-laki, tanda pubertas biasanya ditandai dengan suara yang mulai membesar, sedangkan pada anak perempuan, perubahan yang umum terlihat adalah munculnya jerawat di wajah.

Pertumbuhan tinggi badan, baik pada laki-laki maupun perempuan, umumnya berlangsung selama 2 hingga 5 tahun sejak awal masa pubertas. Selama rentang waktu tersebut, tubuh mengalami lonjakan pertumbuhan yang cukup cepat hingga mencapai tinggi maksimal.

Pada anak laki-laki, pertumbuhan pesat biasanya dimulai sekitar usia 13 tahun. Umumnya, proses ini akan melambat dan berhenti di usia 17 hingga 18 tahun.

Sementara pada perempuan, lonjakan tinggi badan biasanya terjadi sekitar 6 hingga 12 bulan sebelum menstruasi pertama, atau sekitar usia 11 tahun. Setelah itu, pertumbuhan biasanya berhenti antara usia 15 hingga 16 tahun.

Meski sebagian orang masih bisa mengalami pertambahan tinggi badan setelah usia 20 tahun, hal itu hanya mungkin terjadi jika lempeng epifisis bagian tulang tempat pertumbuhan berlangsung belum menutup sepenuhnya. Namun, peningkatan tinggi badan di usia dewasa biasanya tidak sepesat saat masa remaja.

Baca juga: Rekomendasi makanan untuk tingkatkan tinggi badan anak secara alami

Faktor yang mempengaruhi tinggi badan

1. Faktor dari jenis kelamin

Secara umum, pria memang cenderung memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Salah satu penyebabnya adalah durasi masa pertumbuhan pria yang biasanya berlangsung lebih lama daripada wanita.

Rata-rata selisih tinggi badan antara laki-laki dan perempuan berkisar sekitar 14 cm, meskipun angka ini bisa bervariasi tergantung pada sejumlah faktor individu. Bahkan, tidak jarang juga ditemukan perempuan yang memiliki tinggi lebih dari pria seusia-nya.

2. Asupan nutrisi yang seimbang

Pola makan sehari-hari memainkan peran penting dalam menentukan pertumbuhan tinggi badan seseorang. Asupan nutrisi yang cukup dan seimbang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan, terutama pada anak-anak.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak mendapatkan makanan bergizi agar kebutuhan nutrisi-nya terpenuhi secara optimal.

Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi umumnya menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat, dan hal ini dapat berdampak pada tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan teman sebayanya. Selain itu, kurangnya asupan nutrisi selama masa kehamilan juga bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak di kemudian hari.

3. Aktivitas fisik yang rutin

Kebiasaan aktif bergerak sejak usia dini hingga masa pubertas juga berdampak langsung pada peningkatan tinggi badan. Aktivitas fisik membantu merangsang produksi hormon pertumbuhan yang penting selama lempeng pertumbuhan tulang masih terbuka.

Inilah alasan mengapa anak-anak yang rutin berolahraga atau aktif secara fisik biasanya mengalami peningkatan tinggi badan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang bergerak.

Baca juga: 8 makanan yang harus dihindari agar diet berhasil dan bobot turun

Baca juga: Cara hitung berat badan ideal sesuai tinggi badan

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

liburan ke jepang bang opang ini pun terwujud berkat hujan wild mahjong waysberhasil untung 100juta dari mahjong wins mas anto semakin yakin pakai tombol gacorslot gacor