Jakarta (ANTARA) – Perceraian atau perpisahan orang tua bisa menjadi pengalaman emosional yang berat bagi anak. Tidak sedikit dari mereka yang tumbuh dengan rasa tidak aman, minder, bahkan menyalahkan diri sendiri atas kondisi keluarga yang berubah. Jika tidak mendapat dukungan yang tepat, anak-anak dari keluarga broken home berisiko mengalami penurunan kepercayaan diri hingga gangguan psikologis.
Meski begitu, dengan pendekatan yang hangat dan penuh pengertian, anak tetap bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Orang tua atau pengasuh memiliki peran penting dalam proses pemulihan emosional ini. Berikut delapan cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak membangun kembali rasa percaya dirinya.
Baca juga: Ciri-ciri pasangan yang tepat, berpotensi langgeng hingga akhir hayat
8 cara membangun rasa kepercayaan diri anak broken home
1. Jadi contoh yang positif
Anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat. Sikap orang tua dalam menghadapi perpisahan akan menjadi cerminan bagi anak. Tunjukkan sikap tenang, dewasa, dan tetap penuh kasih sayang agar anak merasa aman meski situasi keluarga berubah.
2. Bangun kedekatan emosional
Luangkan waktu berkualitas untuk bersama anak. Tidak harus mewah, ngobrol sebelum tidur, bermain bersama, atau sekadar makan bareng bisa menjadi momen berharga yang membuat anak merasa dihargai dan dicintai.
3. Dengarkan perasaan anak
Jadilah pendengar yang baik. Biarkan anak mengekspresikan emosinya tanpa dihakimi. Validasi perasaan mereka dan tunjukkan bahwa apa yang mereka rasakan itu wajar dan dimengerti.
4. Jelaskan situasi secara jujur
Anak perlu tahu apa yang terjadi, tentunya dengan bahasa yang sesuai usianya. Penjelasan yang jujur dan sederhana bisa mencegah anak merasa bingung atau bahkan menyalahkan dirinya sendiri atas perpisahan orang tuanya.
Baca juga: Dampak positif memiliki keluarga yang harmonis bagi anak dan orang tua
5. Hindari menjelekkan mantan pasangan
Meskipun hubungan dengan mantan pasangan tidak lagi harmonis, usahakan untuk tidak melibatkan anak dalam konflik. Mengatakan hal buruk tentang mantan pasangan bisa membuat anak merasa terjebak di tengah dan menurunkan rasa percaya dirinya.
6. Libatkan anak dalam hal-hal kecil
Berikan tanggung jawab ringan yang sesuai usia seperti membantu di rumah atau memberi pendapat saat memilih hal tertentu. Ini membuat anak merasa dibutuhkan dan penting.
7. Dukung minat dan bakat anak
Ajak anak mencoba berbagai aktivitas positif sesuai minatnya, mulai dari menggambar, menari, hingga olahraga. Kegiatan ini bisa meningkatkan rasa percaya diri anak lewat pencapaian-pencapaian kecil yang membanggakan.
8. Jaga rutinitas dan cari bantuan jika perlu
Anak membutuhkan kestabilan untuk merasa aman. Pertahankan rutinitas harian dan suasana rumah yang tenang. Jika anak menunjukkan tanda-tanda stres berat atau menarik diri, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog atau konselor anak.
Baca juga: Tips Islami membangun hubungan dalam rumah tangga yang harmonis
Pendekatan yang tepat bisa membuat anak bangkit
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan satu figur dewasa yang konsisten mendukung mereka, cenderung tumbuh lebih tangguh. Mereka bisa mengembangkan rasa percaya diri yang sehat meskipun berasal dari keluarga broken home.
Gaya pengasuhan yang penuh empati, terbuka, dan konsisten sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. Selain itu, pola kerja sama antara kedua orang tua atau co-parenting yang baik juga bisa menciptakan rasa aman bagi anak untuk bertumbuh.
Dengan demikian, menumbuhkan kepercayaan diri anak broken home memang tidak instan. Tapi dengan cinta yang tulus, komunikasi yang terbuka, dan dukungan emosional yang kuat, anak tetap punya peluang besar untuk menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan bahagia.
Baca juga: Cara atasi trauma setelah putus hubungan dengan keluarga
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
