Jakarta (ANTARA) – Setiap gangguan kesehatan umumnya ditandai oleh gejala tertentu dan bisa diidentifikasi melalui diagnosis serta penyebab yang mendasari-nya. Begitu pula dengan telinga berdenging atau tinnitus, yang sering kali ditandai dengan munculnya suara “nging” panjang di telinga dan terasa cukup mengganggu.
Fenomena ini kerap dikaitkan dengan berbagai sudut pandang, mulai dari kepercayaan dalam primbon Jawa, pandangan dalam Islam, hingga penjelasan dari sisi medis. Dalam dunia medis, kondisi ini dapat terjadi ketika gendang telinga menangkap suara dengan frekuensi yang sangat tinggi.
Frekuensi tinggi tersebut biasanya dipicu oleh berbagai faktor tertentu, dan untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan serta diagnosis lanjutan. Lalu, apa saja faktor risiko yang dapat memicu terjadinya tinnitus? Berikut ini penjelasannya berdasarkan berbagai sumber.
Baca juga: Telinga berdenging: Penyebab, gejala, dan cara mengatasinya
Faktor-faktor risiko tinnitus
1. Terlalu sering terpapar suara keras
Individu yang bekerja di lingkungan bising seperti personel militer, musisi, atau pekerja pabrik dan konstruksi memiliki risiko tinggi mengalami gangguan pendengaran.
Aktivitas sehari-hari mereka kerap melibatkan suara keras, seperti ledakan, tembakan, atau suara mesin berat. Kondisi ini bisa memicu kerusakan pada telinga dan akhirnya menyebabkan tinnitus.
2. Usia yang semakin bertambah
Salah satu pemicu umum tinnitus adalah penurunan kemampuan pendengaran yang terjadi secara bertahap seiring bertambahnya usia. Biasanya mulai terasa sejak usia 60 tahun ke atas, di mana suara berdenging muncul secara terus-menerus dan lambat laun kualitas pendengaran ikut menurun. Karena itu, lansia cenderung lebih rentan mengalami tinnitus.
3. Stres yang tidak terkelola dengan baik
Tekanan mental atau stres yang tidak ditangani dengan baik juga bisa memperburuk gejala tinnitus. Meskipun tidak langsung menimbulkan gangguan serius, stres dapat memicu atau memperparah suara seperti dering, desingan, atau dengungan di telinga, terutama saat tubuh mengalami kelelahan yang berlebihan.
Baca juga: 7 tips rawat telinga dengan benar agar tetap sehat dan optimal
4. Konsumsi alkohol dan kafein secara berlebihan
Mengonsumsi alkohol maupun kafein dalam jumlah berlebihan bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan, termasuk memicu timbulnya tinnitus. Zat ini dapat mempengaruhi sistem saraf dan sirkulasi darah, yang berperan dalam munculnya suara berdenging di telinga.
5. Kebiasaan merokok
Rokok mengandung berbagai zat berbahaya yang berdampak buruk bagi tubuh, termasuk pada organ pendengaran. Terlalu sering merokok dapat meningkatkan risiko tinnitus karena sirkulasi darah ke bagian telinga terganggu, sehingga memicu sensasi suara asing yang terus menerus terdengar.
Gejala telinga berdenging (Tinnitus)
Tinnitus ditandai dengan munculnya suara berdenging di telinga, yang bisa berasal dari dalam maupun terpengaruh oleh kondisi eksternal. Gejalanya sering kali disertai dengan berbagai jenis suara, seperti:
Baca juga: Sering sakit telinga? Kenali penyebab dan cara mengatasinya
• Suara gemuruh
• Denting seperti senandung
• Siulan bernada tinggi
• Desisan
• Bunyi klik
• Detakan yang berlangsung lama
Bunyi-bunyi tersebut bisa cukup mengganggu, terutama ketika berlangsung terus-menerus. Banyak penderita merasa sulit berkonsentrasi dan mengalami ketidaknyamanan karena suara itu muncul tanpa henti.
Gejala tinnitus bisa muncul sepanjang hari, tergantung pada tingkat gangguan yang dialami telinga. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang lanjut usia, dengan sekitar 15–20% di antaranya mengalami gejala telinga berdenging.
Jika Anda merasakan gejala tersebut secara terus-menerus hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat.
Baca juga: Telinga berdenging: Penyebab, gejala, dan cara mengatasinya
Baca juga: Tips jaga telinga tetap sehat dan bebas dari infeksi
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025