Jakarta (ANTARA) – Kerokan merupakan salah satu metode pengobatan tradisional yang sudah sangat akrab di kalangan masyarakat Indonesia. Ketika seseorang mulai merasakan gejala masuk angin, kerokan sering kali menjadi pilihan pertama untuk meredakan keluhan tersebut.
Kerokan dipercaya mampu melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh. Dengan aliran darah yang lebih lancar, tubuh terasa lebih ringan dan gejala masuk angin pun dapat berkurang.
Walaupun banyak orang mengandalkan kerokan sebagai solusi praktis untuk keluhan ringan, tak sedikit pula yang belum memahami cara melakukannya dengan tepat dan aman.
Lalu, bagaimana sebenarnya langkah-langkah melakukan kerokan yang benar saat tubuh mulai terasa tidak enak? Berikut panduannya.
Baca juga: 5 minuman herbal hangat yang ampuh redakan gejala masuk angin
Panduan melakukan kerokan yang baik dan benar, agar terhindar dari luka
1. Gunakan pelumas agar kulit tidak iritasi
Sebelum memulai kerokan, biasanya masyarakat Indonesia menggunakan minyak esensial atau baby oil sebagai pelumas. Tujuannya adalah agar permukaan kulit menjadi lebih licin, sehingga saat digesek dengan koin atau bawang merah, rasa sakit dapat diminimalkan dan gejala masuk angin bisa lebih cepat mereda.
2. Pastikan alat yang digunakan dalam keadaan higienis
Kebersihan alat kerokan seperti koin atau bawang merah penting untuk diperhatikan. Pastikan alat yang akan digunakan telah dibersihkan dengan baik agar tidak menimbulkan infeksi pada kulit. Ini juga membantu menjaga daya tahan tubuh tetap optimal saat sedang tidak fit.
3. Perhatikan arah gerakan saat mengerok
Kerokan tidak bisa dilakukan sembarangan. Perlu teknik tertentu, misalnya dengan menggerakkan alat dari arah atas ke bawah atau dari dalam ke luar secara satu arah. Hindari menggosok bolak-balik karena bisa menyebabkan iritasi dan mengganggu kelancaran aliran darah.
4. Tekanan saat mengerok harus disesuaikan
Tekanan saat melakukan kerokan harus tepat cukup untuk merangsang aliran darah tetapi tidak berlebihan. Kerokan yang terlalu kuat atau dalam justru dapat menimbulkan memar atau luka pada kulit.
5. Durasi kerokan sebaiknya dibatasi
Waktu yang disarankan untuk kerokan adalah sekitar 5 hingga 10 menit. Jika terlalu lama, kerokan dapat menyebabkan efek samping seperti kulit memar, nyeri berlebihan, atau iritasi.
6. Bersihkan kulit setelah kerokan
Setelah selesai, sebaiknya bersihkan tubuh dari sisa minyak dan kotoran dengan mandi menggunakan air hangat. Selain menjaga kebersihan, air hangat juga membantu tubuh terasa lebih rileks dan nyaman setelah menjalani kerokan.
Baca juga: Masuk angin vs penyakit medis: Perbedaan gejala dan cara penanganan
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025