Jakarta (ANTARA) – Aritmia merupakan kondisi gangguan pada irama detak jantung yang bisa berdampak serius bagi kesehatan. Penyakit ini menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur, bisa terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau bahkan tidak beraturan.
Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang mengatur detak jantung mengalami gangguan, sehingga jantung tidak dapat memompa darah secara efisien. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kelainan jantung bawaan, stres emosional, hingga konsumsi alkohol yang berlebihan.
Jenis-jenis aritmia
Terdapat beberapa jenis aritmia yang umum terjadi, antara lain:
- Bradikardia: kondisi saat jantung berdetak lebih lambat dari normal.
- Blok jantung: irama jantung melambat atau menjadi tidak teratur, berisiko menyebabkan pingsan.
- Takikardia supraventrikular: detak jantung meningkat secara tidak normal.
- Fibrilasi atrium: detak jantung sangat cepat dan tidak teratur meskipun tubuh sedang dalam keadaan istirahat.
- Fibrilasi ventrikel: detak jantung yang tidak teratur dan sangat cepat yang dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran atau kematian mendadak.
Baca juga: Cara menolong penderita aritmia dengan gejala pingsan mendadak
Penyebab dan faktor risiko
Aritmia bisa disebabkan oleh banyak faktor. Dalam beberapa kasus, kondisi ini disebabkan oleh kerusakan otot jantung, gangguan impuls listrik, atau kelainan pada katup jantung. Namun, gaya hidup dan faktor eksternal juga turut berperan, seperti:
- Stres berlebihan: gangguan emosional dapat mengganggu keseimbangan sistem saraf otonom dan memicu gangguan irama jantung.
- Konsumsi alkohol: mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat memengaruhi impuls listrik jantung.
- Narkoba: Penggunaan narkoba dan zat-zat tertentu yang berdampak pada sistem kardiovaskular.
- Merokok dan kafein berlebih: Kandungan kafein berlebih dalam tubuh dapat meningkatkan detak jantung dan memicu aritmia.
- Konsumsi obat: Obat-obatan tertentu, termasuk obat batuk dan pilek yang mengandung stimulan.
- Keadaan medis: Kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, gangguan tiroid, obesitas, sleep apnea, hingga penyakit jantung koroner.
Gejala yang perlu diwaspadai
Aritmia dapat dikenali melalui berbagai gejala seperti:
- Rasa berdebar di dada
- Detak jantung terlalu cepat atau lambat
- Kelelahan berlebihan
- Pusing atau kepala terasa ringan
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Pingsan atau kehilangan kesadaran
Gejala-gejala tersebut tidak boleh diabaikan karena aritmia yang tidak tertangani dapat berkembang menjadi komplikasi serius, seperti stroke atau gagal jantung.
Baca juga: Apa yang menyebabkan henti jantung mendadak? Ini faktor risikonya
Penanganan dan pengobatan
Penanganan aritmia disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan antara lain:
- Obat-obatan, seperti beta-blocker untuk menjaga irama jantung tetap normal dan antikoagulan untuk mencegah penggumpalan darah.
- Alat pacu jantung (pacemaker) untuk mengatur denyut jantung pada kasus tertentu.
- Kardioversi yaitu pemberian kejutan listrik ringan untuk mengembalikan irama jantung ke kondisi normal.
- Ablasi jantung, yakni prosedur untuk menghancurkan jaringan jantung yang menyebabkan aritmia.
Langkah pencegahan
Gaya hidup sehat dapat membantu mencegah aritmia. Berikut beberapa langkah yang dianjurkan:
- Mengelola stres secara baik, misalnya melalui meditasi atau olahraga ringan.
- Menjaga pola makan sehat dan bergizi seimbang.
- Menghindari konsumsi alkohol dan kafein secara berlebihan.
- Tidak merokok.
- Berolahraga secara teratur.
- Menghindari penggunaan obat tanpa resep dokter, terutama yang mengandung stimulan.
Aritmia adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis. Meski bisa terjadi pada siapa saja, risiko aritmia dapat ditekan dengan menerapkan pola hidup sehat dan menghindari faktor pencetus seperti stres, alkohol, dan rokok.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, disarankan segera memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Baca juga: Kemenkes: Pengendalian faktor risiko jadi kunci pencegahan stroke
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.