Jakarta (ANTARA) – Kolesterol tinggi sering dijuluki sebagai “silent killer” karena umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal. Kondisi ini bisa berlangsung lama tanpa disadari, sehingga banyak orang tidak mengetahui bahwa kadar kolesterolnya sudah melampaui batas normal.
Namun, seiring waktu, kolesterol dapat membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah. Dalam beberapa kasus, hal ini menimbulkan keluhan tertentu, termasuk sakit kepala yang tidak biasa. Gejala ini perlu diwaspadai sebagai tanda kemungkinan gangguan sirkulasi darah akibat kolesterol tinggi.
Gejala Utama yang Muncul di Kepala
1. Sakit kepala belakang
Rasa nyeri berat atau berdenyut di bagian belakang kepala menjadi salah satu tanda klasik. Plak kolesterol di arteri otak dapat menghambat aliran darah, memicu nyeri di area ini.
2. Migrain sebelah (hemiplegic)
Pada beberapa kasus, kolesterol tinggi berkaitan dengan migrain, sering terjadi di satu sisi kepala, kadang disertai aura seperti kilatan cahaya.
Baca juga: Sederet makanan yang dapat dikonsumsi untuk turunkan kolesterol
3. Pusing atau vertigo
Aliran darah terhambat ke otak dapat menyebabkan pusing atau sensasi berputar, terutama setelah beraktivitas fisik.
4. Sakit kepala disertai gejala lain
Bila bersamaan dengan nyeri dada, leher atau bahu tegang, sesak napas, mudah lelah, detak jantung tidak teratur, atau gangguan penglihatan, waspadai adanya komplikasi vaskular.
5. Leher kaku
Kebanyakan terasa kaku atau tegang di area leher dan tengkuk, menandakan gangguan sirkulasi di sekitar kepala.
6. Muncul benjolan lemak (xanthelasma)
Timbunan kolesterol di kelopak mata dapat terlihat sebagai benjolan kuning, sering kali disertai sakit kepala.
Baca juga: Langkah-langkah untuk mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh
Mengapa ini bisa terjadi?
• Ateroskelrosis (penyempitan pembuluh darah)
Plak kolesterol menyumbat arteri, menghambat aliran darah ke otak, dan meningkatkan tekanan darah serebral sehingga memicu sakit kepala.
• Hipertensi sekunder
Plak bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, dan tekanan darah tinggi yang parah dapat memicu sakit kepala.
• Peradangan arteri dan migrain
Beberapa studi kecil menunjukkan korelasi antara kadar LDL tinggi dan migrain, terutama migrain aura.
Baca juga: 8 cara masak daging kurban agar tetap sehat dan rendah kolesterol
Langkah pencegahan dan penanganan
1. Periksa kolesterol secara rutin
Lakukan pemeriksaan lipid profil setiap 4–6 tahun untuk orang dewasa sehat, atau lebih sering jika punya riwayat keluarga atau penyakit kardiovaskular.
2. Ubah pola hidup
Kurangi konsumsi lemak jenuh/trans, perbanyak serat, buah, sayur, olahraga minimal 150 menit per minggu, hentikan rokok, dan batasi alkohol.
3. Obat penurun kolesterol bila diperlukan
Jika diet dan olahraga tidak cukup, dokter dapat meresepkan statin atau obat lain.
4. Kelola sakit kepala
Gunakan analgesik (aspirin, ibuprofen) atau obat migrain (triptan), sesuai petunjuk dokter.
5. Segera konsultasi dokter
Bila sakit kepala berat tiba-tiba atau disertai gejala seperti nyeri dada, perubahan kesadaran atau gangguan gerak/mata, segera ke fasilitas kesehatan untuk memastikan tidak terjadi stroke atau serangan jantung.
Dengan demikian, sakit kepala akibat kolesterol tinggi memang jarang langsung terasa, tetapi ketika sudah menimbulkan plak dan menyempitkan pembuluh darah, keluhan seperti sakit kepala bagian belakang, migrain, pusing dan leher kaku bisa muncul disertai gejala vaskuler lainnya.
Deteksi dini melalui pemeriksaan darah, perubahan gaya hidup, serta penggunaan obat bila perlu, sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius seperti stroke dan serangan jantung.
Baca juga: 7 jenis kacang dan biji-bijian yang ampuh turunkan kolesterol jahat
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.