Jakarta (ANTARA) – Nyeri pada sendi lutut merupakan keluhan umum yang dapat menyerang berbagai kelompok umur. Tingkat keparahannya pun bervariasi, mulai dari nyeri ringan hingga sangat hebat yang bisa mengganggu aktivitas harian seperti berjalan, naik tangga, atau berdiri lama.
Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini penjelasan mengenai berbagai faktor penyebab nyeri lutut serta langkah penanganan yang tepat. Penanganan yang sesuai sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk dan menjaga kualitas hidup penderita.
Penyebab nyeri lutut
1. Osteoartritis (OA)
Merupakan bentuk arthritis yang paling umum menyasar lutut, terjadi akibat kerusakan tulang rawan seiring usia atau beban berlebih.
2. Cedera sendi
Seperti robekan ligamen (termasuk ACL), meniskus, atau dislokasi tempurung lutut, biasanya pasca olahraga atau kecelakaan.
3. Tendinitis dan bursitis
Peradangan pada tendon (seperti jumper’s knee) atau kantung cairan (bursae), sering muncul dari penggunaan lutut berlebihan dalam olahraga.
4. Masalah medis lain
Termasuk rheumatoid arthritis, gout, pseudogout, dan infeksi pada sendi.
5. Faktor risiko penunjang
Obesitas, gaya hidup tidak aktif, cedera sebelumnya, serta mengubah gaya berjalan akibat nyeri di bagian tubuh lain.
Gejala yang sering muncul
• Nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi lutut.
• Sensasi “klik” atau derak, serta kesulitan menggerakkan lutut penuh.
• Rasa instabilitas, sulit berdiri atau menyangga beban.
Cara penanganan
1. Penanganan di rumah (konservatif)
• Istirahat & kompres es untuk meredakan pembengkakan pada cedera akut.
• Obat pereda nyeri seperti NSAID (ibuprofen, paracetamol) saat diperlukan.
• Fisioterapi & latihan otot, fokus pada penguatan quadriceps dan fleksibilitas sendi.
2. Terapi lanjutan
• Penyuntikan intra-sendi, seperti kortikosteroid atau asam hialuronat untuk OA.
• Alat bantu brace atau penyangga lutut terbukti secara ilmiah meredakan nyeri OA.
3. Penanganan medis dan operasi
• Prosedur arthroskopi, penggantian sendi, atau synovectomy untuk kasus lanjut atau artritis inflamasi.
• Konsultasi dokter wajib jika gejala menetap lebih dari beberapa minggu, nyeri parah, demam, atau nyeri saat malam hari.
Pencegahan dan gaya hidup sehat
• Turunkan berat badan bila perlu, karena setiap 1 kg berat tambahan memberi beban lebih besar pada sendi lutut.
• Aktivitas fisik rutin, terutama olahraga berdampak rendah seperti berjalan, bersepeda, atau hidroterapi.
• Gunakan alas kaki dan teknik olahraga yang benar, lengkapi dengan pemanasan dan peregangan baik sebelum maupun sesudah aktivitas.
Dengan demikian, nyeri sendi lutut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari osteoartritis, cedera ligamen atau meniskus, tendinitis, hingga kondisi medis tertentu. Setiap penyebab memerlukan pendekatan penanganan yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang dirasakan pasien.
Penanganan ideal mencakup pendekatan konservatif seperti terapi fisik, penggunaan obat antiinflamasi, serta intervensi bedah bila diperlukan. Selain itu, gaya hidup sehat, pengelolaan berat badan, serta latihan penguatan otot dan peningkatan fleksibilitas terbukti dapat mengurangi risiko kekambuhan serta meningkatkan kualitas hidup penderita.
Para ahli juga menekankan bahwa penggunaan penyangga lutut (brace) secara tepat dapat menjadi langkah awal yang efektif, terutama pada kasus osteoartritis. Meski begitu, olahraga teratur dan pola makan sehat tetap menjadi fondasi utama dalam strategi penanganan jangka panjang. Jika gejala tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.
Baca juga: Kenali OA, salah satu penyebab nyeri lutut dan penanganannya
Baca juga: Kenali khasiat daging sapi untuk imun, otot, dan kesehatan tulang
Baca juga: Jalan kaki setiap pagi baik untuk otot dan otak
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.