loading…
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan soal modus beras oplosan yang merugikan masyarakat. FOTO/dok.SindoNews
“Contoh di kemasan tertulis 5 kilogram, padahal isinya hanya 4,5 kilogram. Ada juga yang mengklaim beras premium, padahal isinya beras biasa. Selisih harga per kilogramnya bisa mencapai Rp2.000 sampai Rp3.000,” ungkap Amran dalam pernyataannya dikutip Minggu (13/7).
Menurut Amran, kerugian yang ditanggung konsumen akibat praktik semacam itu sangat besar. “Itu bisa mencapai Rp99 triliun per tahun. Kalau dibiarkan terus selama 10 tahun, kerugian total bisa mencapai Rp1.000 triliun,” tegasnya.
Temuan ini diperoleh Kementerian Pertanian (Kementan) setelah melakukan pengecekan terhadap ratusan merek beras yang beredar di pasar. Setidaknya 212 merek ditemukan tidak memenuhi ketentuan mutu dan label.
Baca Juga: 10 Perusahaan Besar Kesandung Beras Oplosan, Siap-siap Dipanggil Bareskrim