Gaya Hidup

10 dampak negatif berhenti konsumsi gula secara total (sugar cut off)

×

10 dampak negatif berhenti konsumsi gula secara total (sugar cut off)

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Gula kerap disebut sebagai sumber masalah kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Namun demikian, banyak orang tidak menyadari bahwa menghentikan konsumsi gula sepenuhnya justru dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

Gula pada dasarnya merupakan salah satu sumber energi utama yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi organ vital, termasuk otak dan sistem saraf pusat. Jika tubuh sama sekali tidak memperoleh asupan gula, risiko gangguan kesehatan pun meningkat.

Berikut adalah 10 dampak negatif yang dapat muncul bila Anda berhenti mengonsumsi gula sama sekali:

1. Hipoglikemia (Gula darah rendah)

Menghentikan konsumsi gula secara total dapat menyebabkan kadar glukosa darah turun di bawah batas normal. Kondisi ini dikenal dengan istilah hipoglikemia. Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL. Meski lebih sering dialami penderita diabetes yang rutin menggunakan insulin atau obat penurun gula darah, orang tanpa diabetes pun berisiko jika benar-benar tidak mendapat asupan karbohidrat.

Baca juga: Minum kopi tanpa gula dapat mengurangi risiko penyakit alzheimer

2. Kekurangan energi

Gula merupakan sumber karbohidrat yang diubah menjadi glukosa untuk memproduksi energi. Jika tubuh kekurangan gula, maka proses pembentukan energi akan terganggu. Akibatnya, Anda mudah merasa lemas, cepat lelah, dan kesulitan beraktivitas.

3. Menurunnya fungsi otak

Otak sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi utama. Tidak ada cadangan energi di otak, sehingga saat tubuh tidak mendapatkan cukup gula, kerja otak dapat terganggu. Penelitian American Diabetes Association menunjukkan bahwa hipoglikemia parah dapat menurunkan fungsi kognitif.

4. Gangguan sistem saraf pusat

Kadar gula darah yang terlalu rendah juga berdampak pada kerja sistem saraf pusat. Gejala yang sering muncul meliputi tubuh lemas, pusing, gelisah, hingga sulit berkonsentrasi. Pada kondisi parah, hipoglikemia dapat memicu kejang, hilang kesadaran, bahkan koma.

5. Memicu kecemasan (Anxiety)

Hubungan antara gula dan kecemasan cukup kompleks. Gula mempengaruhi produksi dopamin di otak yang berkaitan dengan rasa senang. Ketika konsumsi gula dihentikan secara mendadak, kadar dopamin menurun drastis dan dapat meningkatkan rasa cemas pada individu yang terbiasa mengonsumsi gula dalam jumlah banyak.

Baca juga: 7 alternatif pemanis alami untuk diet sehat tanpa gula pasir

6. Perubahan suasana hati (Mood swings)

Dopamin juga berperan besar dalam mengatur suasana hati. Penurunan mendadak asupan gula dapat mengacaukan kadar dopamin dan serotonin, memicu perubahan suasana hati secara tiba-tiba, hingga memperburuk gejala depresi.

7. Muncul rasa ingin makan manis berlebihan (Intense cravings)

Seperti halnya zat adiktif lainnya, berhenti mengonsumsi gula secara total dapat menimbulkan keinginan kuat untuk kembali mengonsumsi makanan manis. Keinginan ini seringkali sulit dikendalikan dan dapat membuat individu tergoda mengonsumsi pemanis buatan yang juga berisiko memicu kecanduan baru.

8. Gangguan konsentrasi

Penurunan kadar dopamin serta berkurangnya pasokan energi dari gula dapat menurunkan kemampuan otak untuk berkonsentrasi. Akibatnya, seseorang menjadi mudah merasa linglung atau mengalami brain fog.

Baca juga: 9 manfaat jeruk peras tanpa gula untuk kesehatan tubuh

9. Gangguan tidur

Perubahan pola makan secara drastis mempengaruhi kimia otak dan siklus tidur. Banyak orang yang berhenti makan gula secara mendadak mengeluhkan kesulitan tidur, insomnia, atau tidur yang tidak nyenyak.

10. Mual dan rasa tidak nyaman

Perubahan kadar gula darah dan kimia otak akibat berhenti konsumsi gula dapat menimbulkan rasa mual, bahkan muntah. Gejala ini sering dirasakan oleh mereka yang menghentikan konsumsi gula secara tiba-tiba tanpa penyesuaian pola makan yang tepat.

Oleh karena itu, para ahli kesehatan menekankan bahwa gula tetap dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang wajar. Pembatasan konsumsi gula lebih dianjurkan dibandingkan menghentikannya sepenuhnya.

Masyarakat diimbau untuk selalu memerhatikan takaran gula harian sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni maksimal 50 gram per hari atau setara empat sendok makan untuk orang dewasa.

Melalui pola konsumsi gula yang tepat, risiko penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung dapat diminimalkan, sekaligus menjaga fungsi organ vital tubuh tetap optimal.

Baca juga: 8 Manfaat kopi pahit tanpa gula untuk kesehatan tubuh

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

peternak ayam ini hepi bisa ekspansi kandang karena baru saja jp super mahjong ways 3rezeki tukang sate setelah maxwin wild mahjong ways 2 bisa beli motor yamaha r25 barudari buah jadi jp kang rujak ini petik scatter emas dari mahjong wins dan liburan ke klfinansial menjadi baik lewat mesin mahjong wins hari initahap jackpot mahjong wins gampang menang hari inislot gacor