Memasuki Juli, ketidakpastian terkait eskalasi konflik geopolitik antara Israel dan Iran serta perubahan tajam dalam sentimen investor terus menekan pasar kripto.
Dengan semakin aktifnya keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam ketegangan tersebut, selera risiko pun kian menyusut. Hal ini membuat altcoin seperti Solana merasakan beban berat.
Rasio SOL/BTC Ambruk 90%—Implikasinya bagi Solana di Juli
Salah satu indikator kunci yang mengirim sinyal peringatan yakni rasio SOL/BTC, yang melemah hampir sepanjang Juni sebelum akhirnya memulai rebound pada pekan terakhir bulan itu.

- Baca Juga: Saatnya Solana Berjaya? Prediksi Harga Solana (SOL) 2025/2026/2030
Sebagai pengingat, rasio SOL/BTC berfungsi mengukur performa Solana relatif terhadap Bitcoin (BTC). Ketika rasio ini naik, artinya SOL mengungguli BTC. Sebaliknya, penurunan rasio menunjukkan SOL kehilangan nilai terhadap BTC—menandakan pergeseran modal dari altcoin berisiko tinggi ke aset yang dianggap lebih aman.
Sepanjang periode 1 Juni hingga 27 Juni, rasio SOL/BTC merosot 90% hingga mencapai 0,00013. Penurunan drastis ini mengonfirmasi bahwa aksi harga Solana melemah secara drastis relatif terhadap Bitcoin seiring memburuknya sentimen pasar.
Kendati dalam sepekan terakhir sempat rebound, volatilitas yang kian liar masih menempatkan SOL dalam posisi rentan—terutama karena banyak trader tetap memilih berlindung di aset mayor.
SOL Hadapi Krisis Likuiditas saat Selera Risiko Menyusut
Dalam wawancara eksklusif bersama BeInCrypto, Martins Benkitis, Co-Founder & CEO Gravity Team, menegaskan bahwa SOL masih tertinggal dibanding aset utama seperti BTC dan ETH. Ia memprediksi aksi harga Solana akan terus berada di bawah tekanan selama kondisi pasar yang risk-off terus berlangsung.
“Ini bukan kondisi yang katastrofik, tapi cukup bising dan menyampaikan pesan tersirat. SOL/BTC telah menembus zona support jangka pendek yang kami pantau sejak Mei. Dominasi BTC meningkat, dan beta milik SOL justru menjadi bumerang dalam lingkungan seperti ini. Korelasi harga menunjukkan SOL makin tertinggal dari aset utama,” terang Benkitis.
Ketika ditanya soal minat pada aset berisiko seperti SOL dibanding BTC dan ETH, Benkitis menjelaskan bahwa arus modal saat ini dengan tegas lebih condong ke aset mayor atau utama.
“Kita tahu, arus likuiditas saat ini sangat mendukung aset mayor. Spread BTC dan ETH makin ketat dan order book-nya dalam, sementara order book SOL makin tipis dan tersebar. Market maker pasif menarik kedalaman pasar, dan pemain high-frequency makin agresif dalam lindung nilai. Selera risiko meredup dan permintaan pada SOL ikut melandai,” ujarnya.
Perpindahan likuiditas stablecoin antar jaringan juga memperkuat pernyataan Benkitis. Mengacu data dari DefiLlama, likuiditas stablecoin di jaringan Ethereum naik 2% dalam sebulan terakhir, menyentuh angka US$125 miliar pada waktu publikasi.

Sebaliknya, likuiditas stablecoin di jaringan Solana justru merosot 9% pada periode yang sama, indikasi melandainya aktivitas trading di ekosistem tersebut.

Stablecoin menjadi sumber utama likuiditas dalam dunia DeFi dan pasar on-chain. Maka ketika arus dana ini menukik, para trader dan penyedia modal biasanya menarik diri guna mengurangi eksposur risiko.
Untuk Solana sendiri, anjloknya likuiditas stablecoin sebesar 9% menunjukkan bahwa modal yang beredar di ekosistemnya semakin menyusut. Situasi ini dapat menekan harga SOL sepanjang Juli, sebab likuiditas yang makin tipis cenderung membuat harga lebih rentan akan fluktuasi tajam dan momentum naik yang melemah.
RSI Nyaris Jebol saat Risiko Harga Meningkat
Pada grafik harian, Relative Strength Index (RSI) SOL yang terus merosot mengonfirmasi potensi masalah harga lebih lanjut di bulan Juli. Pada waktu publikasi, indikator momentum utama ini berada di level 50,27, tepat di ambang batas netral.
Adapun RSI sendiri berguna untuk mengukur kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold) suatu aset. Rentang nilainya antara 0 hingga 100. Nilai di atas 70 artinya aset berada dalam kondisi jenuh beli dan rentan terkoreksi, sedangkan nilai di bawah 30 artinya aset mengalami jenuh jual yang bisa memicu potensi pemulihan (rebound) harga.
- Baca Juga: Cara Beli Meme Coin Solana: Panduan Lengkap 2025
Seumpama RSI SOL mampu bertahan di atas ambang netral tersebut, ini bisa menjadi sinyal kembalinya tekanan beli dan mendorong harga koin mendekati US$158,80.

Namun, mempertimbangkan kondisi likuiditas yang melandai serta sentimen risk-off yang masih mendominasi di kalangan holder SOL, harga koin ini juga berisiko turun lebih dalam ke kisaran US$148,81 hingga US$142,59.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Solana (SOL) untuk Juli 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!