Jakarta (ANTARA) – Tempe kedelai merupakan salah satu makanan fermentasi khas Indonesia yang kaya akan nutrisi dan rasa. Proses pembuatannya secara tradisional melibatkan langkah-langkah sederhana namun memerlukan ketelitian.
Mulai dari pemilihan biji kedelai, perendaman kedelai, perebusan, fermentasi dengan jamur khusus, hingga pembungkusan menggunakan daun atau bahan alami lain. Metode tradisional ini tidak hanya menjaga cita rasa autentik tempe, tetapi juga menampilkan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.
Berikut ini akan membahas tahapan lengkap pembuatan tempe kedelai secara tradisional yang bisa Anda coba di rumah, melansir berbagai sumber.
Langkah tradisional membuat tempe kedelai
Untuk menghasilkan tempe yang berkualitas, diperlukan proses yang teliti sejak awal. Inilah tahapan-tahapan yang umumnya dilakukan dalam pembuatan tempe secara tradisional:
Baca juga: Kandungan gizi tempe kedelai dan 6 manfaat kesehatan luar biasa
1. Pilih biji kedelai terbaik
Langkah pertama adalah menyeleksi kedelai. Gunakan tampah untuk menampi dan memisahkan biji-biji yang rusak atau berkualitas rendah, agar hanya kedelai terbaik yang digunakan.
2. Cuci hingga bersih
Setelah disortir, kedelai dicuci menggunakan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel.
3. Rebus kedelai sebentar
Masukkan kedelai ke dalam panci berisi air dan rebus selama kurang lebih 30 menit. Tujuannya agar biji kedelai mulai melunak namun belum sepenuhnya matang.
4. Rendam kedelai semalaman
Setelah direbus, rendam kedelai di dalam air bersih selama semalaman. Proses ini akan memunculkan tingkat keasaman yang dibutuhkan untuk fermentasi.
5. Kupas kulit ari
Keesokan paginya, kupas kulit ari kedelai dengan cara meremas-nya perlahan dalam air. Kulit akan terlepas dan menghasilkan belahan kedelai yang siap diolah.
Baca juga: Mengenal sejarah tempe kedelai, makanan fermentasi khas nusantara
6. Bilas ulang kedelai
Setelah dikupas, bilas kembali kedelai seperti saat mencuci beras. Ini bertujuan untuk memastikan tidak ada sisa kulit ari yang tertinggal.
7. Kukus ulang kedelai
Masukkan belahan kedelai ke dalam dandang, lalu kukus hingga matang sempurna. Proses ini mirip seperti menanak nasi.
8. Dinginkan dan tiriskan
Setelah matang, angkat kedelai dan sebarkan tipis-tipis di atas tampah. Biarkan hingga dingin dan tidak lagi mengandung air.
9. Campurkan ragi
Taburkan ragi secara merata pada kedelai yang sudah kering. Aduk hingga ragi tercampur sempurna. Umumnya, satu kilogram kedelai memerlukan sekitar satu gram ragi.
10. Bungkus kedelai
Kedelai yang sudah diberi ragi dibungkus dengan daun pisang atau plastik, sesuai ketersediaan bahan pembungkus.
11. Fermentasi awal
Bungkus kedelai difermentasi di tempat yang hangat. Jika menggunakan plastik, susun di atas rak bambu berlubang. Sementara bila memakai daun, tempatkan di keranjang bambu tertutup goni.
12. Tusuk bungkusan
Setelah satu malam diperam, bungkusan ditusuk-tusuk dengan lidi. Hal ini penting agar udara dapat bersirkulasi dan membantu proses fermentasi.
13. Fermentasi lanjutan
Biarkan tempe diperam kembali semalaman. Keesokan harinya, tempe sudah padat dan siap dikonsumsi.
Baca juga: Resep tempe mendoan renyah dan gurih, camilan khas Indonesia
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025