Jakarta (ANTARA) – Cedera ACL merupakan robekan atau kerusakan pada ligamen lutut bagian dalam yang menghubungkan tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia), merupakan kondisi yang serius dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ligamen ini berperan penting dalam menjaga stabilitas lutut saat bergerak, terutama saat berlari, melompat, atau melakukan perubahan arah secara tiba-tiba.
Cedera ini menjadi salah satu jenis cedera lutut paling umum, terutama di kalangan atlet yang aktif dalam olahraga seperti sepak bola, basket, atau ski. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan mempercepat proses pemulihan.
Gejala umum
• Suara “pop” atau letupan saat cedera: Banyak korban mendengar suara keras saat ligamen robek.
• Nyeri hebat dan pembengkakan cepat: Rasa nyeri dirasakan seketika dan lutut membengkak dalam hitungan jam.
• Ketidakstabilan dan sensasi lutut “roboh”: Lutut terasa goyah saat bergerak, menopang, atau berjalan.
• Batasan gerak dan kesulitan menekuk/luruskan lutut: Korban mengalami kesulitan meluruskan lutut akibat rasa sakit dan pembengkakan.
Baca juga: Alphonso Davies akhiri musim lebih cepat gara-gara cedera ACL
Penyebab dan faktor risiko
• Gerakan non-kontak ekstrem, seperti berhenti tiba-tiba, mengubah arah cepat, melompat dan mendarat tidak sempurna.
• Benturan langsung, misalnya saat tackle atau tabrakan di lapangan.
• Faktor anatomis dan hormon, terutama pada perempuan (pangul lebih lebar, hormon), meningkatkan risiko 2–4 kali lipat dibanding pria.
• Olahraga intensif berisiko tinggi, seperti sepak bola, bola basket, voli, ski.
• Kurang pemanasan & teknik buruk, serta kondisi ligamen lemah.
Diagnosis
• Pemeriksaan fisik, termasuk tes Lachman atau Drawer untuk mengevaluasi stabilitas lutut
Pencitraan penunjang:
• Rontgen untuk menyingkirkan patah tulang
• MRI untuk mendeteksi robekan ligamen dan kerusakan struktur lain seperti meniskus/cartilage
Baca juga: Kyrie Irving cedera ACL, absen hingga akhir musim
Pengobatan
1. Non-bedah (konservatif)
• Istirahat, kompres es 20 menit tiap 2‑3 jam, pembalutan, dan elevasi kaki.
• Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
• Penggunaan knee brace dan alat bantu jalan seperti kruk untuk menghindari beban terlalu dini.
• Fisioterapi bertahap: fokus pada mengembalikan rentang gerak, mengurangi pembengkakan, dan memperkuat otot sekitar lutut.
2. Bedah (rekonstruksi ACL)
• Disarankan untuk atlet atau penderita dengan instabilitas lutut signifikan.
• Metode: amino graft tendon tubuh sendiri (autograft) atau donor (allograft).
• Operasi diikuti dengan rehabilitasi intensif selama berbulan-bulan umumnya 6–12 bulan sebelum kembali ke olahraga berat.
Baca juga: Mengenal cedera ACL dan dampaknya terhadap pesepak bola
Prognosis dan komplikasi
1. Pemulihan umumnya baik: sebagian besar pasien dapat kembali ke aktivitas normal, terutama bila mendapat penanganan tepat.
2. Risiko jangka panjang: Meliputi instabilitas kronis, nyeri berulang, dan meniskus/cartilage damage, dan Osteoarthritis lutut pada beberapa kasus.
3. Bendaharan risiko ACL kambuh terutama pada wanita muda (~25 persen risiko).
Saran umum
• Segera hentikan aktivitas dan konsultasikan ke dokter ortopedi atau fisioterapis bila ada gejala di atas.
• Lakukan pemanasan dan latihan neuromuskular preventif untuk menurunkan risiko cedera ACL.
• Pasien harus mengikuti program rehabilitasi dengan konsisten agar pemulihan optimal dan mengurangi risiko cedera ulang.
Dengan demikian, cedera ACL sering muncul tiba-tiba saat olahraga intens atau akibat benturan. Gejala yang segera muncul biasanya berupa bunyi “pop” di lutut, nyeri hebat, pembengkakan cepat, dan rasa instabilitas pada sendi. Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik yang kemudian dilengkapi dengan pencitraan untuk memastikan tingkat keparahan cedera.
Pengobatan dapat dilakukan secara konservatif, tetapi pada atlet atau kasus cedera berat biasanya diperlukan tindakan rekonstruksi ligamen. Rehabilitasi menyeluruh menjadi sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang serta membantu pemulihan kekuatan dan stabilitas lutut secara optimal.
Baca juga: Manchester United konfirmasi Lisandro Martinez cedera ACL
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.