Jakarta (ANTARA) – Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun, di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, banyak orang mengabaikan pentingnya waktu tidur yang cukup. Padahal, kurang tidur dapat memberikan dampak serius, terutama terhadap kesehatan jantung.
Selama tidur, tubuh akan memulihkan diri. Pada tahap tidur non-rapid eye movement (NREM), detak jantung melambat, tekanan darah menurun, dan pernapasan menjadi lebih stabil. Proses ini membantu mengurangi tekanan pada jantung dan sistem kardiovaskular secara keseluruhan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa durasi tidur yang tidak cukup – baik terlalu pendek (kurang dari enam jam) maupun terlalu panjang (lebih dari sembilan jam) – berisiko meningkatkan penyakit jantung, termasuk aritmia, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
Pengaruh kurang tidur pada ritme jantung
Kurang tidur dapat mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom, yang mengatur detak jantung dan tekanan darah. Akibatnya, seseorang menjadi lebih rentan mengalami gangguan irama jantung (aritmia), seperti takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel. Kondisi ini dapat berpotensi membahayakan jiwa jika tidak ditangani dengan baik.
Selain itu, penelitian juga mengaitkan kurang tidur dengan peningkatan tekanan darah, kerusakan pembuluh darah (disfungsi endotel), serta peradangan kronis yang dapat mempercepat pembentukan plak di arteri (aterosklerosis).
Baca juga: Mengenal aritmia, gangguan irama jantung: Jenis, gejala, pencegahan
Kurang tidur dan risiko penyakit jantung lainnya
Kurang tidur secara konsisten dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol. Peningkatan kadar kortisol ini dapat menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat saat bangun tidur, sehingga memperbesar risiko serangan jantung.
Studi dari Nurses’ Health Study di Amerika Serikat menunjukkan adanya hubungan berbentuk U antara durasi tidur dan risiko penyakit jantung koroner. Baik tidur terlalu singkat maupun terlalu lama sama-sama meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Lebih lanjut, kurang tidur juga mempengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin. Studi eksperimental membuktikan bahwa tidur kurang dari lima jam per malam dapat meningkatkan resistensi insulin, yang berkontribusi pada risiko diabetes melitus tipe 2 – salah satu faktor utama penyakit jantung.
Dampak kurang tidur terhadap kesehatan jantung:
- Peradangan: Meningkatkan produksi interleukin-6 (IL-6) dan C-reactive protein (CRP), yang memicu kerusakan pembuluh darah.
- Gangguan metabolisme: Meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
- Aritmia: Mengganggu ritme jantung normal.
- Peningkatan hormon stres: Menyebabkan lonjakan tekanan darah.
- Disfungsi pembuluh darah: Mengurangi elastisitas pembuluh darah.
- Risiko serangan jantung: Orang yang tidur kurang dari enam jam per malam memiliki risiko 20 persen lebih tinggi terkena serangan jantung.
Baca juga: Konsumsi kopi berlebihan menyebabkan gangguan jantung
Langkah pencegahan
Untuk menghindari dampak buruk kurang tidur terhadap jantung, masyarakat diimbau untuk memprioritaskan pola tidur yang sehat dan teratur. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Tidur selama 7–8 jam setiap malam secara konsisten.
- Menciptakan suasana tidur yang tenang, nyaman, dan minim cahaya.
- Menghindari konsumsi kafein, alkohol, dan rokok menjelang tidur.
- Membatasi penggunaan gawai sebelum tidur.
- Rutin berolahraga dan mengelola stres dengan baik.
- Segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami gangguan tidur kronis.
Kurang tidur bukan sekadar masalah sepele, melainkan faktor risiko serius bagi kesehatan jantung. Oleh karena itu, menjaga kualitas dan durasi tidur adalah bagian integral dari gaya hidup sehat yang harus diterapkan sejak dini.
Baca juga: Apa yang menyebabkan henti jantung mendadak? Ini faktor risikonya
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.