Jakarta (ANTARA) – Anak kembar merupakan dua atau lebih individu yang lahir dari satu masa kehamilan yang sama. Fenomena kelahiran kembar bukan hanya menarik secara sosial, tetapi juga memiliki penjelasan ilmiah yang kompleks di balik proses terjadinya.
Secara medis, kelahiran kembar dapat terjadi melalui dua mekanisme utama, yaitu kehamilan kembar identik (monozigot) dan kehamilan kembar tidak identik (dizigot). Kedua jenis kehamilan ini memiliki proses pembuahan yang berbeda, yang kemudian menentukan karakteristik genetik dan fisik anak-anak yang dilahirkan.
Proses terjadinya kembar identik
Kembar identik terjadi ketika satu sel telur yang telah dibuahi oleh satu sel sperma membelah menjadi dua embrio atau lebih. Karena berasal dari satu zigot yang sama, maka anak-anak yang dihasilkan akan memiliki DNA yang identik, jenis kelamin yang sama, serta kemiripan dalam karakteristik fisik seperti wajah, warna mata, warna rambut, dan golongan darah.
Secara lebih rinci, proses pembentukan kembar identik berlangsung sebagai berikut:
- Setelah pembuahan, sel telur dan sperma membentuk zigot.
- Zigot kemudian membelah menjadi dua embrio yang sama.
- Jika pembelahan terjadi antara hari ke-1 hingga ke-3 setelah pembuahan, maka kedua embrio biasanya akan memiliki satu plasenta, tetapi kantong ketuban terpisah.
- Jika pembelahan terjadi lebih lambat, seperti pada hari ke-14 setelah pembuahan, maka kemungkinan embrio akan menempel satu sama lain dan membentuk kondisi yang dikenal sebagai kembar siam.
Proses terjadinya kembar tidak identik
Berbeda dengan kembar identik, kembar tidak identik terjadi karena dua sel telur yang matang dibuahi oleh dua sel sperma yang berbeda dalam satu masa ovulasi. Karena berasal dari dua proses pembuahan yang terpisah, maka anak yang dihasilkan tidak memiliki kesamaan genetik yang identik dan dapat berbeda dalam jenis kelamin, wajah, serta ciri-ciri fisik lainnya. Mereka lebih menyerupai saudara kandung biasa yang lahir dalam waktu yang bersamaan.
Dalam prosesnya, masing-masing zigot akan tumbuh dalam kantong ketuban dan plasenta yang berbeda.
Baca juga: Cara meningkatkan peluang kehamilan anak kembar yang perlu Anda tahu
Faktor yang meningkatkan peluang kehamilan kembar
Walaupun secara teori setiap wanita memiliki peluang untuk hamil anak kembar, terdapat beberapa faktor medis dan genetik yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan kembar, antara lain:
1. Usia ibu
Wanita berusia di atas 35 tahun memiliki peluang lebih besar untuk mengandung anak kembar. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut, tubuh wanita cenderung melepaskan lebih dari satu sel telur selama ovulasi.
2. Faktor keturunan
Jika dalam garis keluarga ibu terdapat riwayat kelahiran kembar, maka peluang melahirkan anak kembar juga lebih tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan untuk mengalami ovulasi ganda dapat diturunkan secara genetik dari ibu ke anak perempuan.
3. Metode bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF)
Prosedur bayi tabung sering melibatkan penanaman lebih dari satu embrio ke dalam rahim, untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan kehamilan. Hal ini juga secara otomatis meningkatkan potensi kehamilan kembar.
4. Riwayat kehamilan sebelumnya
Wanita yang sudah beberapa kali hamil memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk melahirkan anak kembar, terutama jika sebelumnya pernah mengalami kehamilan ganda.
Kelahiran anak kembar merupakan hasil dari proses biologis yang terjadi saat pembuahan. Baik kembar identik maupun tidak identik memiliki mekanisme terbentuk yang berbeda, namun sama-sama bergantung pada kondisi ovulasi dan pembuahan di dalam rahim. Dengan perkembangan teknologi medis seperti bayi tabung dan peningkatan pemahaman tentang faktor genetik, peluang terjadinya kehamilan kembar pun kini dapat diprediksi dan bahkan direncanakan secara lebih ilmiah.
Baca juga: Festival kembar di China diikuti ribuan pasangan kembar di dunia
Baca juga: Kiat bagi ibu hamil tetap sehat selama mengandung anak kembar
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.