Jakarta (ANTARA) – Banyak orang sering mengabaikan gejala-gejala ringan yang sebenarnya mengindikasikan awal diabetes atau pradiabetes.
Gejala seperti mudah lelah, sering buang air kecil, atau rasa haus berlebihan sering dianggap sepele dan tidak langsung dikaitkan dengan gangguan gula darah.
Menurut pakar kesehatan, mengenali tanda-tanda dini ini penting untuk mencegah berkembangnya komplikasi serius. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efektif, sehingga risiko kerusakan organ atau kondisi kronis lain dapat diminimalkan.
Apa itu diabetes ringan (Prediabetes)
Prediabetes disebut juga sebagai kondisi “batas gula darah”, yaitu ketika kadar gula dalam darah lebih tinggi dari normal, namun belum mencapai ambang diagnosa diabetes tipe 2. Kondisi ini sering kali tidak disadari dan dapat berkembang tanpa gejala yang jelas.
Penderita prediabetes kerap tidak menyadari kondisinya karena gejala yang muncul sangat ringan atau bahkan tidak tampak sama sekali. Inilah mengapa deteksi dini melalui pemeriksaan rutin sangat penting untuk mencegah progresi menjadi diabetes tipe 2.
Dengan demikian, berikut tanda-tanda diabetes ringan (prediabetes) yang paling umum meliputi, diantaranya:
1. Mudah haus dan sering buang air kecil
Kadar gula darah tinggi membuat ginjal tidak dapat menyerap sepenuhnya glukosa, sehingga ginjal membuang banyak cairan melalui urine, akibatnya tubuh menjadi dehidrasi dan merasa sangat haus.
2. Cepat lapar dan mudah lelah
Kondisi sel tubuh yang kesulitan menerima glukosa menyebabkan rasa lapar berlebih (polifagia) dan mudah lelah (fatigue).
3. Turunnya berat badan tanpa sebab jelas
Meski asupan makanan normal atau meningkat, sering terjadi penurunan berat badan karena tubuh membakar lemak dan otot untuk energi.
4. Kulit kering, gatal, atau luka sulit sembuh
Dehidrasi dan tingginya gula darah menyebabkan kulit menjadi kering, sering gatal, dan proses penyembuhan luka menjadi lambat.
5. Penglihatan kabur
Fluktuasi kadar gula darah dapat mengubah bentuk lensa mata, menyebabkan penglihatan tidak tajam.
6. Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki
Gejala awal neuropati bisa muncul sebagai sensasi kesemutan atau mati rasa di ekstremitas tubuh.
7. Perubahan warna kulit (Acanthosis nigricans)
Beberapa orang menunjukkan perubahan gelap di kulit lipatan seperti leher, ketiak, atau selangkangan, indikasi awal resistensi insulin.
Mengapa Harus Waspada?
Data menunjukkan bahwa prediabetes sering tidak memunculkan gejala nyata, sehingga banyak orang baru menyadarinya ketika sudah memasuki diabetes tipe 2. Padahal, prediabetes dapat dikembalikan dengan perubahan gaya hidup seperti diet, olahraga rutin, dan penurunan berat badan.
Menurut berbagai sumber ahli kesehatan, pemeriksaan rutin seperti tes gula darah puasa atau HbA1c sangat dianjurkan bagi orang dewasa terutama usia 40-60 tahun, memiliki riwayat keluarga diabetes, kelebihan berat badan, atau pola hidup tidak sehat.
Protokol tindakan
– Pemeriksaan: Tes gula darah dan A1C untuk memantau kondisi prediabetes atau diabetes.
– Gaya hidup sehat: Terapkan pola makan rendah gula, tinggi serat; olahraga minimal 150 menit per minggu .
– Pantau continue: Kunjungi tenaga medis secara rutin untuk evaluasi.
Dengan demikian, penting untuk tidak menyepelekan gejala ringan seperti mudah haus, lapar, lemas, berat badan turun, dan kulit gatal. Deteksi dini melalui pemeriksaan bisa mencegah perkembangan menuju diabetes tipe 2, sekaligus meminimalisasi risiko penyakit ginjal, komplikasi kardiovaskular, dan gangguan saraf.
Segera lakukan konsultasi dan skrining apabila Anda mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda tersebut. Penanganan cepat adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup dan mencegah penyakit yang lebih serius.
Baca juga: Faktor gaya hidup lebih dominan penyebab anak diabetes tipe 2
Baca juga: Khasiat daun jambu biji: Obat alami diare, kolesterol, dan diabetes
Baca juga: Ini 7 tanda bahaya jika tubuh sudah terlalu banyak konsumsi gula
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025