Jakarta (ANTARA) – Sebagai salah satu situs bersejarah yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tamansari terus menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Kompleks yang dahulu merupakan taman kerajaan ini tidak hanya menyimpan nilai historis, namun juga kaya akan filosofi, arsitektur, dan budaya Jawa.
Untuk Anda yang ingin berkunjung di sana di tahun 2025 ini, pengelola Tamansari menetapkan harga tiket masuk yang dibedakan berdasarkan kategori usia dan kewarganegaraan. Kebijakan ini ditujukan untuk menjaga kelestarian situs sekaligus memberikan pengalaman wisata yang terjangkau bagi semua kalangan.
Baca juga: Harga tiket masuk Keraton Yogyakarta 2025: Info terbaru dan jam buka
Harga tiket masuk Tamansari 2025
Berikut adalah rincian harga tiket masuk ke kompleks wisata Tamansari Yogyakarta tahun 2025:
1. Wisatawan domestik:
- Dewasa (13 tahun ke atas): Rp15.000
- Anak-anak (usia 2–12 tahun): Rp10.000
2. Wisatawan mancanegara:
- Dewasa: Rp25.000
- Anak-anak: Rp20.000
Anak usia 0–2 tahun: Gratis
Ketentuan usia anak-anak ditetapkan bagi mereka yang masih bersekolah hingga kelas 6 SD. Sedangkan pengunjung berusia 13 tahun ke atas sudah masuk dalam kategori dewasa.
Baca juga: PHRI DIY kebut promosi paket wisata sambut libur sekolah
Jadwal operasional
Tamansari Yogyakarta buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Wisatawan disarankan datang pada pagi atau menjelang siang untuk mendapatkan pengalaman terbaik saat menjelajahi area yang cukup luas dan penuh nilai sejarah ini.

Sekilas tentang sejarah Tamansari
Tamansari dibangun pada tahun 1758 M di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I, tak lama setelah pendirian Keraton Yogyakarta. Pembangunan kompleks ini ditandai dengan candra sengkala “Catur Naga Rasa Tunggal”, yang menunjukkan tahun 1684 Jawa, dan selesai pada 1765 dengan sengkalan “Lajering Sekar Sinesep Peksi”.
Terletak di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, sekitar 500 meter di selatan kompleks Keraton Yogyakarta, Tamansari dulunya merupakan danau buatan yang difungsikan sebagai taman rekreasi, pesanggrahan, hingga benteng pertahanan jika terjadi serangan.

Kompleks ini dibangun dengan perpaduan arsitektur Jawa, Eropa, Hindu, dan Tiongkok. Beberapa struktur ikonik antara lain Sumur Gumuling, Pulau Kenanga, kolam pemandian, lorong bawah tanah, hingga kanal air yang dahulu terhubung langsung ke keraton.
Saat ini, Tamansari tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata sejarah, tetapi juga sebagai kawasan edukatif dan budaya. Pengunjung dapat menyusuri kampung seni, mengunjungi galeri batik, atau menyewa busana tradisional untuk merasakan suasana keraton masa lampau.
Tamansari menjadi saksi kejayaan masa lalu dan sekaligus simbol semangat pelestarian budaya yang dijaga oleh masyarakat Yogyakarta hingga kini. Kombinasi antara keindahan arsitektur, kekayaan sejarah, dan nilai spiritual menjadikan Tamansari sebagai destinasi wisata yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga memperkaya jiwa dan pengetahuan.
Baca juga: Mengenal Tamansari, taman bersejarah dan situs budaya di Yogyakarta
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.