Gaya Hidup

Hipotermia: Penyebab, gejala, & cara menanganinya yang perlu Anda tahu

×

Hipotermia: Penyebab, gejala, & cara menanganinya yang perlu Anda tahu

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Hipotermia adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang turun drastis hingga di bawah batas normal. Dalam situasi ini, tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk memproduksi panas, sehingga fungsi organ vital bisa terganggu.

Meski sering dikaitkan dengan cuaca dingin ekstrem, hipotermia juga bisa terjadi dalam berbagai situasi lain, seperti terendam air dingin atau berada terlalu lama di lingkungan bersuhu rendah tanpa perlindungan yang memadai.

Mengenali penyebab dan gejalanya sejak dini sangat penting agar penanganan-nya bisa dilakukan lebih cepat dan efektif, sehingga mencegah risiko komplikasi yang lebih parah.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai kondisi hipotermia, beserta faktor penyebab dan tanda-tandanya, yang dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: SAR Babel evakuasi wisatawan alami hipotermia di Bukit Pading

Mengenal hipotermia

Hipotermia merupakan kondisi gawat darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya menghasilkan panas, sehingga suhu tubuh menurun drastis.

Kondisi ini terjadi saat suhu tubuh turun di bawah 35 derajat Celcius dan memerlukan penanganan segera. Saat suhu tubuh terlalu rendah, fungsi otak dan organ vital lainnya akan terganggu. Jika tidak ditangani dengan cepat, hipotermia bisa menyebabkan gangguan serius seperti serangan jantung, bahkan berujung pada kematian.

Pada orang dewasa, suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius, sedangkan pada bayi biasanya berada di kisaran 36,6 sampai 37 derajat Celcius. Segera konsultasikan ke dokter apabila suhu tubuh terus-menerus berada di bawah atau di atas kisaran normal.

Baca juga: SAR Jambi kerahkan personel evakuasi pendaki hipotermia di Kerinci

Penyebab hipotermia

Berdasarkan informasi dari situs resmi Siloam Hospitals, beberapa penyebab dan faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko hipotermia antara lain:

• Menggunakan pakaian yang basah dalam cuaca dingin untuk waktu yang lama.
• Tidak memakai pakaian hangat saat berada di suhu rendah.
• Berada terlalu lama di lingkungan bersuhu dingin.
• Terlalu lama berendam di air dingin, karena air dingin bisa menghilangkan panas tubuh sekitar 25 kali lebih cepat dibandingkan udara dingin.
• Penggunaan pendingin ruangan (AC) secara berlebihan.

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia antara lain:

• Lansia, karena seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk mengatur suhu menurun secara alami.
• Bayi, sangat rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka lebih cepat kehilangan panas dan belum memiliki cukup cadangan energi untuk mempertahankan suhu tubuh.
• Kurangnya pengalaman dalam aktivitas luar ruangan seperti mendaki gunung, memancing, atau berburu. Orang yang baru pertama kali melakukan aktivitas tersebut mungkin belum tahu perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk mencegah kedinginan.
• Konsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol dapat memperlebar pembuluh darah sehingga panas tubuh lebih cepat hilang. Selain itu, alkohol menurunkan kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dengan tepat, termasuk saat merasa kedinginan.
• Penderita gangguan mental atau kognitif, yang bisa kesulitan memahami kondisi cuaca, berisiko tersesat, atau tidak mampu memilih pakaian yang tepat untuk melindungi diri dari hawa dingin.
• Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat penenang, bius, opioid, antipsikotik, dan clonidine, yang dapat menurunkan kemampuan tubuh merasakan dingin dan merespons-nya secara tepat.

Baca juga: Waspadai AMS dan hipotermia saat mendaki gunung

Gejala hipotermia ringan (Suhu 32 hingga 35 derajat)

Tanda-tanda hipotermia ringan, yang umumnya muncul saat suhu tubuh berada di kisaran 32 hingga 35 derajat Celcius, meliputi:

• Tubuh menggigil disertai kulit yang tampak pucat.
• Terasa kebas atau mati rasa di beberapa bagian tubuh.
• Pernapasan menjadi lebih cepat dari biasanya.
• Timbul rasa mengantuk.
• Detak jantung meningkat (takikardia).
• Respons tubuh terhadap rangsangan menurun.
• Kulit terasa dingin saat disentuh.

Gejala hipotermia sedang (suhu 28–32 derajat celcius)

Hipotermia tingkat sedang ditandai dengan beberapa kondisi berikut:

• Kesadaran mulai berkurang atau menurun.
• Laju pernapasan melambat.
• Detak jantung menjadi lebih lambat.
• Tubuh berhenti menggigil meskipun masih dalam kondisi dingin.
• Kehilangan kendali terhadap kandung kemih (inkontinensia urine).
• Tekanan darah menurun.

Gejala hipotermia berat (suhu di bawah 28 derajat Celcius)

Hipotermia berat terjadi ketika muncul sejumlah tanda serius, seperti:

• Tidak memberikan reaksi saat dirangsang.
• Otot menjadi kaku.
• Detak jantung semakin melambat secara signifikan.
• Napas menjadi sangat lemah.
• Kehilangan kesadaran hingga berisiko mengalami henti jantung.

Baca juga: Cara mengatasi hipotermia saat di gunung

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

pagi kerja jadi kang bengkel malam pesta wild mahjong ways 2 cuan rp 38 juta sekejap matakena scatter pulas di game mahjong wins 3 kernet angkot ini mendadak hadiahkan parfum ysl ke gebetannyangerasa bosen jaga warnet sepi semalaman pakai akun vip mahjong wins pak cahyo sukses jp 1 nmaxpromosi responsif bonus mahjong wins pemberian tambahan modalteknik ringan maxwin mahjong pak masyur untung 87 jutaslot gacor