Gaya Hidup

Jangan asal mengorek! Ini risiko penggunaan cotton bud untuk telinga

×

Jangan asal mengorek! Ini risiko penggunaan cotton bud untuk telinga

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Mengorek telinga dengan cotton bud sudah menjadi kebiasaan banyak orang untuk menjaga kebersihan. Namun, kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko besar bagi kesehatan telinga.

Alih-alih membersihkan, cotton bud justru dapat mendorong kotoran semakin dalam, merusak saluran telinga, hingga menyebabkan gangguan pendengaran. Tanpa disadari, tindakan yang terlihat sederhana ini bisa berujung pada masalah medis yang serius.

Lantas, apa saja bahayanya mengorek telinga dengan cotton bud? Simak penjelasannya berikut ini yang telah dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Dokter spesialis jelaskan risiko bersihkan telinga pakai korek kuping

Pengertian cotton bud

Cotton bud adalah alat kecil berbentuk batang ramping yang ujungnya dibalut kapas. Biasanya terbuat dari plastik atau kayu, cotton bud dirancang untuk berbagai keperluan seperti membersihkan bagian tubuh tertentu (terutama telinga), merapikan riasan, hingga keperluan medis.

Namun, meskipun banyak orang menggunakannya untuk membersihkan telinga, sebenarnya cotton bud tidak disarankan untuk dimasukkan ke dalam liang telinga karena bisa menimbulkan risiko kesehatan.

Risiko mengorek telinga dengan menggunakan cotton bud

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga justru dapat mendorong kotoran masuk lebih dalam ke saluran telinga. Kebiasaan ini berisiko menimbulkan berbagai gangguan pada telinga. Merujuk informasi dari situs Siloam Hospitals, berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:

Baca juga: Kapan harus bersihkan pelantang telinga agar tak jadi sarang kuman?

1. Penurunan daya dengar

Alih-alih membuat telinga bersih, penggunaan cotton bud dapat menyebabkan kotoran (serumen) menumpuk di bagian dalam telinga, yang dikenal sebagai serumen prop. Kondisi ini bisa menimbulkan tekanan, rasa tidak nyaman, hingga gangguan pendengaran sementara.

2. Pecahnya gendang telinga

Mengorek telinga terlalu dalam atau terlalu keras juga dapat menyebabkan gendang telinga robek. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri hebat dan keluarnya cairan bening dari telinga.

Meski dalam banyak kasus gendang telinga bisa pulih dengan sendirinya, proses penyembuhannya bisa memakan waktu cukup lama. Pada kondisi yang lebih parah, kerusakan ini bahkan bisa menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau tuli konduktif.

3. Kotoran telinga mendorong ke dalam

Alih-alih membersihkan, cotton bud justru sering mendorong kotoran (serumen) masuk lebih dalam ke saluran telinga, yang bisa menyebabkan sumbatan.

4. Iritasi dan luka pada saluran telinga

Batang cotton bud yang keras atau gerakan tangan yang tidak hati-hati bisa melukai dinding saluran telinga, menyebabkan iritasi bahkan infeksi.

5. Tuli konduktif

Jika terjadi kerusakan serius seperti pecah gendang telinga atau sumbatan total oleh serumen, seseorang bisa mengalami tuli konduktif, yaitu hilangnya pendengaran karena gangguan penghantaran suara.

Baca juga: 7 tips rawat telinga dengan benar agar tetap sehat dan optimal

Cara membersihkan telinga secara aman

Jika kotoran telinga sudah terlalu banyak hingga mengganggu pendengaran, ada dua metode pembersihan yang aman dan direkomendasikan, yaitu dengan obat tetes telinga dan konsultasi ke dokter spesialis THT. Berikut penjelasannya:

1. Menggunakan obat tetes telinga

Langkah awal yang bisa dilakukan di rumah adalah meneteskan obat khusus ke dalam telinga. Obat tetes yang mengandung hidrogen peroksida berfungsi untuk melunakkan kotoran (serumen), sehingga kotoran lebih mudah keluar secara alami dari liang telinga.

Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan bahan alami seperti minyak zaitun atau baby oil untuk membantu melembekkan serumen. Namun, perlu diingat bahwa proses ini biasanya memakan waktu lebih lama dibandingkan penggunaan obat tetes medis. Setelah kotoran mulai terlihat di bagian luar telinga, cukup bersihkan dengan tisu atau kain bersih tanpa perlu mendorongnya kembali ke dalam.

2. Periksa ke dokter THT

Jika penggunaan obat tetes tidak efektif atau muncul keluhan seperti telinga terasa penuh, berdenging, atau pendengaran mulai menurun, sebaiknya segera periksa ke dokter THT.

Dokter akan melakukan tindakan pembersihan menggunakan alat khusus, salah satunya dengan teknik suction atau penyedotan lembut yang aman untuk mengangkat serumen.Konsultasi langsung dengan dokter sangat disarankan agar penanganan-nya tepat dan tidak menimbulkan komplikasi.

Baca juga: Dokter sebut pembersihan telinga dengan cotton bud sebabkan tuli saraf

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *