Gaya Hidup

Kapan bayi bisa duduk? Simak cara melatih dan tanda perkembangannya

×

Kapan bayi bisa duduk? Simak cara melatih dan tanda perkembangannya

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Pertanyaan mengenai umur berapa bayi bisa duduk kerap menjadi perhatian para orang tua. Pasalnya, kemampuan duduk merupakan tonggak penting dalam perkembangan motorik kasar bayi dan menjadi prasyarat sebelum bayi dapat mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI).

Secara umum, bayi mulai belajar duduk pada usia 4 hingga 7 bulan. Namun, kemampuan duduk mandiri tanpa bantuan biasanya baru benar-benar dikuasai pada usia 8 hingga 9 bulan, saat otot punggung bayi sudah cukup kuat untuk menopang tubuh.

Kemampuan duduk penting sebagai tanda kesiapan bayi untuk mulai makan, karena bayi harus dapat menopang kepala dan lehernya dengan baik agar tidak tersedak. Setiap bayi memiliki pola tumbuh kembang yang unik. Oleh karena itu, perbedaan waktu pencapaian perkembangan seperti duduk sebaiknya tidak menjadi kekhawatiran berlebih, kecuali jika keterlambatannya signifikan.

Jika bayi belum menunjukkan tanda-tanda kesiapan, seperti belum bisa menegakkan kepala meskipun dibantu, orang tua disarankan menunda pemberian makanan padat dan berkonsultasi dengan dokter anak, terutama bila bayi lahir prematur atau memiliki kondisi medis tertentu.

Baca juga: Perjalanan bayi prematur menuju kemampuan untuk minum

Berikut tujuh cara melatih bayi agar cepat duduk:

1. Sering lakukan Tummy time
Tummy time atau latihan tengkurap berguna untuk memperkuat otot leher, bahu, dan lengan bayi. Aktivitas ini juga membantu bayi melatih keseimbangan tubuhnya agar lebih cepat duduk.

2. Dudukkan bayi di pangkuan
Setelah bayi mampu mengangkat kepala dan dada saat tengkurap, latih ia duduk dengan mendudukannya di pangkuan orang tua. Pegang kedua tangannya agar ia belajar menjaga keseimbangan tubuh.

3. Latih duduk di lantai
Saat bayi mulai bisa duduk dengan stabil, bantu ia berlatih duduk di lantai beralaskan matras atau kasur. Letakkan mainan menarik di depannya untuk mendorong bayi menyeimbangkan tubuhnya sambil bermain.

4. Ajak meraih mainan
Letakkan mainan favorit dalam jangkauan bayi untuk merangsangnya bergerak. Penggunaan cermin juga efektif karena bayi tertarik melihat bayangannya sendiri dan termotivasi untuk meraih refleksi tersebut.

Baca juga: Anemia pada ibu hamil bisa pengaruhi perkembangan otak bayi

5. Contohkan cara duduk dan merangkak
Bayi cenderung meniru perilaku orang terdekat. Orang tua atau kakak dapat menunjukkan cara duduk dan merangkak agar bayi termotivasi mencoba gerakan tersebut.

6. Kurangi waktu di kursi bayi atau bouncer
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), penggunaan alat bantu seperti baby walker atau bouncer berisiko menghambat perkembangan motorik. Lebih baik biarkan bayi beraktivitas di lantai untuk eksplorasi.

7. Latih duduk dengan penyangga
Gunakan kursi bersandar atau bantal untuk membantu bayi duduk dengan aman. Saat bayi mulai stabil, latihan bisa dilanjutkan tanpa sandaran. Letakkan mainan di sekitarnya untuk melatih kemampuan duduk dan merangkak.

Memahami tahapan perkembangan bayi serta memberikan stimulasi yang tepat sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang Si Kecil. Bila terdapat kekhawatiran terhadap keterlambatan perkembangan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

Baca juga: Bayi baru lahir bisa kenali pola bunyi kompleks

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

jp gede mahjong wins 3ngaduk scatter mahjong winsakun situs mahjongfitur luar biasa mahjongpenawaran jackpot mahjongpola bidikan mahjongslot gacor