Jakarta (ANTARA) – Dalam kebutuhan sehari-hari, beras termasuk makanan pokok bagi mayoritas masyarakat di Indonesia. Dibalik kebutuhannya yang tinggi, keaslian beras kerap menjadi kekhawatiran konsumen.
Setelah membeli beras, beberapa konsumen pernah menemukan beras palsu, di mana beras terbuat dari bahan plastik, yang direkayasa menyerupai beras asli dari pertanian.
Sehingga, masyarakat bisa saja konsumsi tanpa sadar, padahal kandungannya dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, sebelum membeli beras kenali ciri-ciri beras palsu atau oplos, agar tidak menjadi korban penipuan dan berefek mengancam kesehatan. Berikut perbedaannya, mengutip dari berbagai sumber.
Baca juga: Mentan: beras plastik tidak mungkin menguntungkan
Perbedaan beras asli dan beras palsu
Dalam pembuatan beras palsu, biasanya oknum membuatnya dari bahan nonpangan, seperti plastik, bahan baku pembuatan kabel, keramik, dan pipa paralon yang tidak layak dikonsumsi.
Sehingga, untuk membedakan beras asli dan palsu memang sulit jika hanya dilihat sekilas karena bentuknya sangat mirip.
Namun, risikonya tidak main-main. Dengan mengonsumsi beras palsu secara terus-menerus, bisa memicu gangguan pencernaan, kerusakan organ, dan paparan zat karsinogenik penyebab kanker.
Untuk mengenali beras palsu dan asli, berikut ciri-ciri yang bisa dijadikan acuan perbedaannya:
1. Tekstur beras terlalu halus dan licin
Beras asli memiliki permukaan yang cenderung kasar dan tidak terlalu mengilap. Jika butir beras terlalu halus, licin, dan tampak mengkilap seperti plastik, hal ini patut dicurigai. Warna beras berkilap berlebihan bisa jadi berasal dari bahan sintetis.
2. Tercium aroma yang aneh
Beras asli umumnya memiliki aroma khas, seperti wangi pandan, pulen, atau aroma beras yang harum. Sementara beras palsu tidak berbau sama sekali atau mengeluarkan aroma sangit seperti plastik terbakar.
3. Mengapung saat direndam air
Ciri-ciri beras asli umumnya akan tenggelam saat direndam air karena berat jenisnya lebih tinggi. Namun, apabila sebagian besar butir beras justru mengapung, besar kemungkinan itu bukan beras asli.
Hasil air dari rendaman beras pun juga berbeda. Air pada beras asli akan berubah menjadi keruh keputihan, sementara beras palsu tidak ada perubahan warna atau tetap jernih.
Baca juga: Hoaks! Beras palsu asal Tiongkok beredar di Tanah Air
4. Hasil masakan nasi tidak wajar
Saat dimasak, beras palsu bisa memberikan hasil yang aneh, seperti nasi matang terlalu lembek atau sulit matang. Setelah didinginkan, nasi dari beras palsu akan cepat mengeras dan sulit dicerna. Sementara, beras asli akan menjadi nasi yang lembut, manis, dan mudah dikunyah.
5. Bentuk beras yang berbeda
Dari segi bentuk fisik, beras asli memiliki butiran yang berbentuk gemuk dan terlihat ada guratan alami di permukaannya, sementara beras palsu tampak lebih ramping dan permukaannya licin tanpa guratan.
6. Tidak meleleh saat dibakar
Cara mudah lainnya adalah membakar beberapa butir beras dengan api kecil. Jika meleleh dan mengeluarkan aroma plastik, berarti itu bukan beras alami. Beras asli akan gosong atau menghitam seperti bahan organik lainnya.
Selain beras palsu, masyarakat juga perlu mewaspadai praktik oplosan, yaitu mencampur beras kualitas premium dengan yang rendah.
Beras oplosan biasanya warna tampak kusam atau tidak merata, dijual dengan harga yang tidak wajar (lebih murah), dan kemasan yang tidak rapi atau sobek
Supaya terhindar dari risiko dan kerugian ini, lebih baik untuk membeli beras dari tempat terpercaya seperti toko resmi, pasar tradisional besar, atau supermarket. Perhatikan juga label kemasan, izin edar, kondisi beras, serta tanggal kadaluarsa jika beras dalam kemasan.
Baca juga: Belum ada gugatan terhadap pelapor beras plastik
Baca juga: Nigeria sita beras plastik selundupan diduga dari China
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025