Gaya Hidup

Kenali gejala penyakit sifilis (raja singa) berdasarkan stadiumnya

×

Kenali gejala penyakit sifilis (raja singa) berdasarkan stadiumnya

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Sifilis atau “raja singa” merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini tergolong serius karena dapat menimbulkan komplikasi bila tidak ditangani secara tepat. Penularannya umumnya terjadi melalui kontak seksual dengan penderita, termasuk melalui luka atau lesi yang tidak terlihat.

Sifilis berkembang melalui empat (4) stadium, yaitu primer, sekunder, laten, dan tersier, dengan masing-masing gejala yang berbeda-beda. Mengenali ciri khas dari tiap tahap sangat penting untuk memastikan diagnosis dini dan pengobatan yang efektif. Berikut ini penjelasan lengkap dari setiap tahapnya.

1. Tahap primer

• Muncul luka awal (chancre) yang bersifat painless di area masuknya bakteri: alat kelamin, mulut, atau anus. Ukurannya ringan (0,3–2 cm), menonjol, dengan permukaan bersih.

• Gejala ini biasanya muncul 10–90 hari setelah terpapar (rata-rata sekitar 21 hari).

• Kelenjar getah bening di sekitar lokasi akan membengkak, tetapi tidak nyeri.

Baca juga: Pemeriksaan selama kehamilan penting untuk cegah sifilis bawaan

2. Tahap sekunder

• Terjadi 2–8 minggu setelah tahap primer (atau setelah luka sembuh).

• Gejala khas:

– Ruam tubuh yang seringkali muncul pada telapak tangan atau telapak kaki, tidak gatal.

– Muncul bercak lendir di daerah mulut, vagina, atau penis, dan lesi seperti kondiloma lata.

• Gejala sistemik lain: demam, nyeri otot dan sendi, sakit tenggorokan, kelelahan, penurunan berat badan, serta rambut rontok.

3. Tahap laten (tersembunyi)

• Setelah fase sekunder berakhir, pasien memasuki fase laten di mana tidak muncul keluhan klinis, meski bakteri masih ada.

• Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun, dan manusia masih bisa menulari orang lain terutama pada fase laten awal, selama 12 bulan pertama.

• Sebagian besar pasien asimptomatik, membuat diagnosis hanya bisa melalui tes serologi seperti VDRL atau RPR.

Baca juga: Kasus sifilis pada bayi baru lahir di AS alami pelonjakan

4. Tahap tersier (lanjut)

• Muncul 10–30 tahun setelah infeksi awal jika tidak mendapat penanganan.

• Dapat menimbulkan komplikasi serius, yaitu:

– Gumma: benjolan atau tumor lunak pada kulit, tulang, hati, atau organ lainnya

– Kardiovaskular: peradangan pada aorta yang bisa berkembang menjadi aneurisma.

– Neurosifilis: menyerang sistem saraf, berpotensi menyebabkan demensia, kelumpuhan, tabes dorsalis, stroke, hingga perubahan kepribadian.

Pentingnya deteksi dan penanganan dini

Sifilis sangat menular pada tahap primer dan sekunder, meskipun gejalanya sering ringan dan mudah diabaikan. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat berkembang ke tahap laten dan tersier, yang berisiko menimbulkan komplikasi serius hingga fatal.

Baca juga: Berciuman berisiko tularkan radang gusi hingga herpes

Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan darah seperti VDRL, RPR, TPHA, atau PCR. Pengobatan utamanya adalah antibiotik, khususnya penisilin, yang paling efektif pada tahap awal. Pada tahap lanjut, pengobatan mungkin memerlukan dosis tambahan serta pemantauan berkala.

Imbauan

• Infeksi sifilis mudah menular pada tahap primer dan sekunder, tetapi bisa tersembunyi puluhan tahun kemudian.

• Deteksi dini melalui tes serologi sangat penting untuk mencegah kerusakan organ akhir dan menekan penularan.

• Pengobatan utama adalah antibiotik, terutama penisilin, efektif terutama pada stadium awal, meski terapi lebih lama dan rumit pada kasus lanjut

• Pencegahan meliputi penggunaan kondom, hubungan monogami dengan pasangan teruji, dan skrining rutin bagi individu berisiko.

Jika Anda merasakan gejala atau memiliki kekhawatiran terkait sifilis, penting untuk tidak menunda pemeriksaan. Gejala awal yang tampak ringan bisa saja menandakan infeksi yang serius dan memerlukan perhatian medis segera.

Segera hubungi dokter spesialis kulit dan kelamin atau kunjungi layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang tepat waktu. Deteksi dan pengobatan dini dapat mencegah komplikasi jangka panjang.

Baca juga: Dokter: Akses skrining penting cegah penularan sifilis kongenital

Baca juga: Kenali sifilis, penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual

Baca juga: Pentingnya skrining rutin untuk cegah sifilis pada bayi baru lahir

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

pola gacor mahjong aneh sejak pagikemenangan jepe mahjong ways 3fenomena hujan scatter mahjong waysharus main mahjongslot gacor