Jakarta (ANTARA) – Mandi dengan langsung menyiram kepala menggunakan air dingin kerap disebut-sebut dapat memicu stroke. Banyak anggapan yang beredar menyebutkan bahwa perubahan suhu mendadak saat mandi bisa berdampak buruk bagi kesehatan otak.
Namun, benarkah hal tersebut memiliki dasar ilmiah? Untuk mengetahui kebenarannya, penting menelaah fakta medis di balik klaim tersebut. Dengan demikian, simak ulasannya berikut ini.
Tidak ada bukti medis yang mendukung
Menurut laporan AFP Fact Check (2023), klaim bahwa menyiram kepala saat mandi bisa menyebabkan stroke dinyatakan sebagai mitos tanpa dasar ilmiah. Para ahli saraf dari Monash Health Australia dan Stroke Foundation menegaskan bahwa stroke umumnya terjadi akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, dan bukan disebabkan oleh paparan air dingin saat mandi.
Penjelasan serupa juga disampaikan dalam artikel oleh Lead Stories, sebuah platform pemeriksa fakta asal Amerika Serikat. Mereka mengutip Neurological Institute of Thailand yang menyatakan bahwa tidak ada data medis yang menyatakan urutan menyiram tubuh saat mandi bisa memicu stroke.
Apa yang terjadi saat air dingin mengenai kepala?
Menyiram kepala dengan air dingin memang dapat menyebabkan refleks vasokonstriksi, yaitu penyempitan pembuluh darah sementara akibat respons tubuh terhadap perubahan suhu. Hal ini bisa memicu rasa pusing sesaat atau sedikit tidak nyaman, terutama pada orang dengan tekanan darah rendah atau sedang dalam kondisi lelah.
Namun, menurut jurnal medis dari National Institutes of Health (NIH), refleks ini merupakan reaksi alami tubuh yang disebut sebagai mammalian diving reflex. Reaksi ini tidak berdampak buruk bagi kebanyakan orang dan tidak menyebabkan stroke.
Penyebab stroke yang sebenarnya
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, bisa karena sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Faktor-faktor utama penyebab stroke menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Stroke Organization antara lain:
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Kolesterol tinggi
• Diabetes
• Aritmia jantung (seperti fibrilasi atrium)
• Merokok
• Kurangnya aktivitas fisik
• Faktor usia dan riwayat keluarga
Tidak satu pun panduan medis resmi yang menyebutkan bahwa urutan saat mandi baik menyiram kepala dulu atau bagian tubuh lain termasuk dalam daftar faktor risiko stroke.
Kapan mandi bisa berisiko?
Meski menyiram kepala bukan penyebab stroke, mandi tetap bisa berisiko dalam kondisi tertentu. Misalnya:
• Mandi dengan air terlalu dingin saat suhu tubuh sedang tinggi atau setelah olahraga berat dapat menyebabkan shock suhu tubuh.
• Orang dengan riwayat penyakit jantung atau tekanan darah ekstrem sebaiknya mandi secara perlahan dan bertahap.
• Pada lansia atau penderita hipotensi, mandi air dingin langsung ke kepala bisa memicu pusing mendadak atau jatuh.
Namun, kondisi ini bukan stroke, dan bisa dicegah dengan menyesuaikan suhu air serta memulai mandi dari bagian tubuh lain seperti tangan atau kaki.
Dengan demikian, menyiram kepala saat mandi tidak menyebabkan stroke, dan klaim semacam itu tidak didukung oleh bukti ilmiah. Stroke merupakan kondisi medis serius yang disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular, bukan oleh perubahan suhu air di kepala.
Baca juga: Kemenkes: CKG temukan 50 persen perempuan alami obesitas sentral
Baca juga: Pakar sebut pemulihan pasca-stroke adalah perjalanan temukan diri
Baca juga: “Pasukan Putih” bisa berikan layanan kesehatan pada pasien pascastroke
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
