Ekonomi

Menerka Arah Harga Bitcoin di Penghujung Q2, Reli atau Drop?

×

Menerka Arah Harga Bitcoin di Penghujung Q2, Reli atau Drop?

Sebarkan artikel ini


Harga Bitcoin telah menukik sejak akhir Mei dan kini bertengger di sekitar US$105.000. Level ini berfungsi sebagai support psikologis. Namun, BTC tengah menghadapi prospek yang belum pasti dan akan sangat menentukan performa sepanjang Juni.

Saat ini, Bitcoin berada dalam dilema antara harapan akan tren naik dan tekanan jual yang mungkin muncul di penghujung kuartal kedua (Q2).

Bitcoin Belum Masuki Fase “Ambil Untung Massal”

MVRV Deviation Pricing Bands memperlihatkan bahwa Bitcoin sudah mendekati level panas (overheat), namun belum melampaui band +1σ. Secara historis, ambang batas ini kerap memicu aksi ambil untung yang intens. Para investor biasanya buru-buru mengunci profit. Untuk saat ini, pasar masih menyisakan ruang bagi BTC untuk naik lebih jauh. Ini membuat aksi jual massal belum terlihat dalam waktu dekat.

Selama Bitcoin belum menembus batas penting MVRV tersebut, momentum bullish kemungkinan tetap bertahan. Hal ini bisa mendorong investor untuk terus melakukan akumulasi.

Namun, kewaspadaan tetap dibutuhkan. Pantau pergerakan band MVRV dengan saksama karena ketika level itu tertembus, sentimen pasar bisa langsung berbalik tajam. Inilah mengapa bulan Juni menjadi titik kritis, di mana aksi harga BTC bisa bergerak liar tergantung perilaku investor dan faktor ekonomi makro yang berkembang.

Bitcoin MVRV Deviation Pricing Bands
Bitcoin MVRV Deviation Pricing Bands | Sumber: Glassnode

Data on-chain membongkar dinamika cost basis antara Long-Term Holder (LTH) dan Short-Term Holder (STH), yang memberi petunjuk atas kekuatan momentum Bitcoin. Harga Realisasi STH saat ini berada di angka US$96.113, lebih rendah dari harga pasar saat ini di US$105.238. Selisih ini menunjukkan bahwa para short-term holder tengah berada dalam posisi untung. Ini biasanya menjadi sinyal bullish karena holder tipe ini cenderung menambah posisi atau HODL kepemilikan mereka.

Di samping itu, cost basis LTH berada di level US$33.555, jauh di bawah harga pasar. Namun, karena kelompok holder ini cenderung tidak menjual dalam kondisi apa pun, profit yang terus meningkat belum menjadi ancaman langsung bagi stabilitas harga BTC.

Kendati demikian, profitabilitas STH tetap menjadi perhatian. Mereka bisa saja memilih menjual untuk mengamankan cuan. Jika ini terjadi, tekanan jual berpotensi menekan harga BTC. Tarik-ulur antara aksi jual dan aksi HODL ini akan menjadi penentu utama bagi arah Bitcoin sepanjang bulan Juni.

Bitcoin Long/Short-Term On-chain Cost Basis
Biaya Dasar On-chain Jangka Panjang/Pendek Bitcoin | Sumber: Glassnode

Harga BTC Butuh Stabilitas

Bitcoin saat ini diperdagangkan di kisaran US$105.238, bertahan di atas level support psikologis penting, yakni US$105.000. Stabilitas ini telah memulihkan sebagian kepercayaan investor setelah periode volatilitas baru-baru ini dan membuka peluang bagi pergerakan naik yang lebih kuat.

Andaikata momentum bullish berlanjut, Bitcoin berpeluang menembus resistance di US$106.265 dan mengubahnya menjadi support baru. Namun, menaklukkan level US$110.000 kemungkinan akan menjadi tantangan tersendiri, mengingat tekanan aksi ambil untung dan resistance historis yang cukup kuat di area tersebut.

Bitcoin Price Analysis.
Analisis Harga Bitcoin | Sumber: TradingView

Sebaliknya, jika para short-term holder mulai menjual aset dalam rangka mengamankan profit di level saat ini, harga Bitcoin bisa tergelincir ke bawah US$105.000. Ryan Lee, Chief Analyst di Bitget Research, menyampaikan kepada BeInCrypto bahwa ada beberapa faktor tambahan yang juga harus diperhatikan kala menganalisis harga BTC.

“Bitcoin yang bertahan di kisaran US$105.000 adalah fase pendinginan alami setelah reli yang tajam. Volume perdagangan yang meningkat diikuti oleh minat yang bertahan, kini mengindikasikan tanda-tanda kelelahan. Indikator seperti Fear and Greed Index menunjukkan pasar yang terlalu panas. Sementara itu, MACD yang mulai melemah dan open interest yang naik mengarah pada potensi perpanjangan tren yang sudah terlalu jauh. Dalam jangka pendek, BTC kemungkinan akan berkonsolidasi antara US$103.000 dan US$108.000, di mana US$100.000 bertindak sebagai support psikologis. Jika level ini jebol, target koreksi berikutnya kemungkinan akan mengarah ke kisaran US$97.000–US$93.000,” tutur Lee.

Dengan demikian, aksi turun ke US$102.734 atau lebih rendah akan menggugurkan prospek bullish sepenuhnya. Ini juga bisa menjadi pertanda meningkatnya kerentanan pasar serta kemungkinan dimulainya koreksi yang lebih dalam.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi dan analisis harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

mahjong wins server thailandmaxwin scatter mahjong ways 2tembus jp mahjong ways 3