Gaya Hidup

Mengenal broken home: penyebab, dampak, dan cara mengatasinya

×

Mengenal broken home: penyebab, dampak, dan cara mengatasinya

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Istilah broken home sering digunakan untuk menggambarkan kondisi keluarga yang tidak harmonis. Tapi lebih dari sekadar perceraian, broken home juga bisa berarti hilangnya rasa aman dalam rumah tangga karena konflik berkepanjangan, ketidakhadiran salah satu orang tua, atau suasana emosional yang tidak sehat.

Anak yang tumbuh dalam situasi ini sering kali merasa kehilangan dukungan, perhatian, dan kestabilan. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung bisa berdampak pada perkembangan emosional dan psikologis anak, yang berpotensi terbawa hingga dewasa.

Apa penyebab broken home?

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan sebuah keluarga masuk dalam kondisi broken home. Berikut beberapa di antaranya:

• Perceraian atau perpisahan yang membuat anak merasa bingung, kehilangan, bahkan trauma.

• Konflik berkepanjangan dan komunikasi buruk antara orang tua yang tidak pernah terselesaikan.

• Kekerasan dalam rumah tangga, baik secara fisik maupun verbal, yang menciptakan rasa tidak aman bagi anak.

• Tekanan ekonomi, gaya hidup yang bertabrakan, atau kurangnya kedekatan emosional juga bisa menjadi pemicunya.

Baca juga: Dampak positif memiliki keluarga yang harmonis bagi anak dan orang tua

Dampaknya negatif bagi anak

1. Emosi dan psikologis

Anak dari keluarga broken home bisa mengalami berbagai gejolak perasaan. Mereka mungkin merasa cemas, marah, sedih, atau bahkan menyalahkan diri sendiri atas kondisi yang terjadi. Tak jarang, ini berujung pada gangguan kecemasan, depresi, hingga munculnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

2. Perilaku dan sosial

Situasi keluarga yang tidak sehat bisa membuat anak menjadi lebih agresif, suka memberontak, atau menarik diri dari lingkungan sosial. Beberapa bahkan terlibat dalam kenakalan remaja atau penyalahgunaan zat terlarang karena merasa tidak punya tempat untuk berlindung.

3. Pendidikan dan identitas diri

Banyak anak broken home yang kesulitan berkonsentrasi dalam belajar. Prestasi menurun, semangat sekolah hilang, dan kepercayaan diri terganggu. Mereka juga kerap bingung tentang jati dirinya, terutama dalam membangun kepercayaan terhadap orang lain.

Baca juga: Dampak perceraian terhadap psikologis anak

Cara mengatasi broken home

1. Bangun komunikasi yang jujur

Orang tua perlu bicara secara terbuka dan jujur kepada anak tentang apa yang sedang terjadi, tentunya dengan bahasa yang sesuai umur mereka. Anak juga harus diberi ruang untuk mengekspresikan perasaan tanpa takut dihakimi.

2. Dukung emosi anak dan libatkan profesional

Tunjukkan kasih sayang dan perhatian secara konsisten. Jika diperlukan, jangan ragu untuk meminta bantuan dari konselor atau psikolog agar anak bisa mengelola emosinya dengan lebih sehat.

3. Jaga rutinitas dan stabilitas

Anak butuh kestabilan meskipun keadaan keluarga berubah. Menjaga rutinitas seperti waktu tidur, makan, dan belajar bisa memberikan rasa aman dan teratur bagi mereka.

4. Hindari konflik terbuka di depan anak

Sebisa mungkin, orang tua tidak memperlihatkan pertengkaran atau sikap saling menyalahkan di depan anak. Hindari juga membuat anak merasa harus memilih salah satu pihak.

5. Bangun dukungan sosial dan kembangkan potensi anak

Beri anak akses ke lingkungan yang positif baik dari keluarga besar, teman, atau komunitas. Ajak mereka mengikuti kegiatan yang bisa mengembangkan minat dan bakat, agar mereka merasa dihargai dan punya arah dalam hidup.

Dengan demikian, broken home bukan hanya tentang orang tua yang berpisah, tapi juga tentang bagaimana anak mengalami dan merespons perubahan besar dalam keluarga. Dampaknya bisa menyentuh hampir semua aspek kehidupan anak, dari mental, perilaku, hingga pendidikan.

Namun, dengan komunikasi yang sehat, dukungan yang tepat, dan lingkungan yang kondusif, anak tetap bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Peran keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk membantu anak melewati masa sulit tersebut dengan lebih baik.

Baca juga: BKKBN: Konflik rumah tangga mesti diselesaikan dengan perasaan

Baca juga: Tips Islami membangun hubungan dalam rumah tangga yang harmonis

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

liburan ke jepang bang opang ini pun terwujud berkat hujan wild mahjong waysberhasil untung 100juta dari mahjong wins mas anto semakin yakin pakai tombol gacorslot gacor