Gaya Hidup

Panduan lengkap pubertas anak: Perubahan fisik, hormonal, dan sosial

×

Panduan lengkap pubertas anak: Perubahan fisik, hormonal, dan sosial

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Pubertas merupakan proses alami yang menandai peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan secara biologis. Pada tahap ini, individu mengalami sejumlah perubahan fisik, hormonal, hingga emosional yang menunjukkan kesiapan tubuh untuk bereproduksi secara seksual.

Secara umum, pubertas dimulai pada rentang usia 8 hingga 13 tahun pada anak perempuan dan 9 hingga 14 tahun pada anak laki-laki. Meski demikian, waktu kemunculan pubertas dapat bervariasi antarindividu dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk genetik, lingkungan, hingga status gizi.

Pubertas pada anak perempuan

Pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai lebih awal dibandingkan anak laki-laki, dengan rata-rata usia awal sekitar 10 tahun. Tanda pertama yang umum terlihat adalah pertumbuhan payudara atau dikenal dengan istilah breast budding. Selain itu, tanda-tanda fisik lainnya meliputi pertumbuhan rambut di area kemaluan dan ketiak, peningkatan tinggi badan secara cepat, dan mulainya siklus menstruasi sebagai tanda kematangan sistem reproduksi.

Jika seorang anak perempuan mulai mengalami tanda-tanda pubertas sebelum usia 8 tahun, kondisi tersebut dikategorikan sebagai pubertas dini. Sebaliknya, jika pertumbuhan payudara belum tampak hingga usia 13 tahun atau menstruasi belum terjadi hingga usia 15 tahun, maka dapat disebut sebagai pubertas terlambat.

Baca juga: Ahli ajak orang tua mengenal tanda-tanda puber remaja putri

Pubertas pada anak laki-laki

Anak laki-laki umumnya mengalami pubertas sedikit lebih lambat, dengan usia rata-rata mulai dari 12 tahun. Perubahan pertama yang terlihat biasanya adalah pertumbuhan ukuran testis dan perubahan warna serta tekstur pada skrotum. Disusul oleh pertumbuhan rambut kemaluan, peningkatan tinggi badan, penebalan suara, serta perkembangan otot dan organ reproduksi.

Pubertas dini pada anak laki-laki terjadi bila tanda-tanda tersebut muncul sebelum usia 9 tahun, sementara pubertas dianggap terlambat jika ukuran testis belum bertambah besar hingga usia 14 tahun.

Perubahan fisik dan hormonal

Selama masa pubertas, sejumlah perubahan fisik terjadi secara bertahap. Di antaranya pertumbuhan tinggi badan yang pesat, perubahan struktur tubuh, munculnya jerawat, serta pertumbuhan rambut di area tubuh tertentu. Pada perempuan, hormon estrogen berperan dalam perkembangan payudara dan regulasi menstruasi. Sedangkan pada laki-laki, hormon testosteron mendorong pertumbuhan rambut, perubahan suara, dan pembentukan massa otot.

Dampak emosional dan sosial

Selain perubahan biologis, pubertas juga membawa dampak signifikan pada aspek emosional dan sosial anak. Pergolakan hormon dapat memicu perubahan suasana hati, peningkatan sensitivitas emosi, serta perubahan dalam cara berinteraksi dengan orang lain. Masa ini juga merupakan periode awal perkembangan identitas diri dan kemandirian.

Kapan perlu konsultasi medis?

Pubertas merupakan proses yang normal dan bervariasi waktunya pada setiap anak. Namun, apabila orang tua mencurigai adanya pubertas dini atau terlambat, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan anak guna mendapatkan penanganan yang sesuai.

Mengenali tanda-tanda pubertas serta memahami waktu kemunculannya dapat membantu orang tua mendampingi anak dalam menjalani masa transisi ini dengan lebih baik, baik secara fisik maupun emosional.

Baca juga: “Jerawat kekinian” pantang dipencet

Baca juga: Mengapa Perempuan Sekarang Cepat Puber

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *