Jakarta (ANTARA) – Stroke adalah kondisi medis darurat yang bisa menyebabkan kerusakan otak permanen jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Namun, kabar baiknya, stroke bisa dicegah dan dikelola melalui pola hidup sehat serta penanganan medis yang sesuai.
Mengetahui langkah-langkah pengobatan dan upaya pencegahan sangat penting untuk meminimalkan risiko serta dampak jangka panjang dari penyakit ini. Mulai dari kontrol tekanan darah, pengelolaan gula darah, hingga perubahan gaya hidup, semua berperan dalam menjaga kesehatan otak.
Berikut ini adalah cara mengobati stroke serta berbagai strategi efektif untuk mencegah-nya sejak dini, melansir situs Siloam Hospitals dan berbagai situs kesehatan lainnya.
Baca juga: Mengenal Brain Bypass Surgery untuk stroke & gangguan pembuluh otak
Cara pengobatan stroke berdasarkan jenisnya
Penanganan medis untuk stroke akan disesuaikan dengan jenis serta faktor pemicu-nya. Beberapa metode pengobatan yang umum direkomendasikan oleh dokter antara lain sebagai berikut:
1. Pemberian rtPA melalui infus
Salah satu upaya untuk mengembalikan aliran darah yang tersumbat adalah dengan menyuntikkan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) lewat infus.
Terapi ini hanya dapat diberikan pada pasien stroke iskemik yang mendapatkan penanganan dalam waktu 3 hingga 4,5 jam setelah gejala muncul. Karena prosedurnya kompleks, tidak semua pasien memenuhi syarat untuk menerima terapi ini.
2. Obat antikoagulan
Antikoagulan seperti heparin bisa diberikan pada pasien yang menunjukkan tanda-tanda awal stroke, terutama untuk mencegah terbentuknya bekuan darah. Biasanya, pengobatan ini diberikan pada pasien yang memiliki gangguan irama jantung, guna mencegah penyumbatan pembuluh darah.
3. Penggunaan obat antihipertensi
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor utama pemicu stroke. Untuk mengatasi kondisi ini, dokter mungkin akan meresepkan obat penurun tekanan darah guna menstabilkan kondisi pasien dan mencegah serangan stroke berulang.
4. Tindakan operasi
Pada beberapa kondisi, stroke bisa ditangani cukup dengan terapi obat. Namun, bila terjadi perdarahan parah di otak seperti pada stroke hemoragik prosedur bedah mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan di otak atau memperbaiki pembuluh darah yang mengalami kerusakan.
Baca juga: Cegah dehidrasi, calon haji diingatkan minum air yang cukup
Langkah efektif untuk mencegah stroke
Pencegahan stroke yang paling utama adalah dengan menjalani pola hidup sehat. Selain itu, penting untuk mengenali faktor-faktor risikonya serta mengikuti saran medis yang diberikan oleh dokter. Berikut ini beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Aktif berolahraga
Melakukan aktivitas fisik secara rutin membantu memperkuat jantung dan memperlancar sirkulasi darah. Selain itu, olahraga juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol, menjaga tekanan darah tetap stabil, serta mempertahankan berat badan ideal.
2. Menghentikan kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko stroke hingga dua kali lipat. Zat dalam rokok bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan memicu pembekuan darah. Dengan berhenti merokok, risiko terkena penyakit serius seperti gangguan jantung dan paru-paru juga dapat ditekan.
3. Mengatur pola makan sehat
Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak jenuh dapat memicu naiknya kolesterol dan tekanan darah tinggi, yang menjadi penyebab utama stroke.
Sebaiknya pilih makanan bergizi seimbang, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan sumber protein rendah lemak seperti daging tanpa kulit. Nutrisi ini membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan jantung.
4. Menjauhi narkoba dan zat adiktif
Beberapa jenis narkotika dan zat psikotropika dapat mempersempit pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke otak, yang pada akhirnya meningkatkan risiko stroke.
5. Membatasi konsumsi alkohol
Minuman beralkohol mengandung kalori tinggi dan jika dikonsumsi secara berlebihan, bisa memicu gangguan kesehatan seperti hipertensi dan diabetes. Selain itu, alkohol juga dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang menjadi salah satu faktor risiko stroke.
Baca juga: Cuaca panas ekstrem bisa picu “heat stroke”, kenali gejalanya
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025