Jakarta (ANTARA) – Darah haid yang keluar dalam jumlah berlebihan atau berlangsung lebih dari tujuh hari dikenal sebagai menorrhagia atau hipermenorea. Kondisi ini sering kali menjadi keluhan bagi sebagian perempuan karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama masa menstruasi.
Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, menorrhagia juga berisiko menyebabkan anemia akibat kehilangan darah yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dan mencari penanganan medis yang tepat jika mengalami kondisi ini.
Gejala dan tanda menorrhagia
Menorrhagia ditandai dengan beberapa gejala berikut:
– Mengganti pembalut setiap 1-2 jam karena penuh
– Menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari
– Keluarnya gumpalan darah berukuran besar
– Kelelahan, pusing, dan sesak napas akibat anemia
Baca juga: 4 tahapan siklus menstruasi, apa yang terjadi dalam tiap pekan?
Penyebab menorrhagia
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan darah haid keluar terlalu banyak antara lain:
1. Ketidakseimbangan hormon
Ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan penebalan dinding rahim yang berlebihan, sehingga saat menstruasi, darah yang keluar menjadi lebih banyak.
2. Miom (fibroid rahim)
Tumor jinak pada rahim ini dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat.
3. Endometriosis
Kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, menyebabkan perdarahan yang berlebihan.
4. Adenomiosis
Kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh ke dalam dinding otot rahim, menyebabkan menstruasi yang berat dan nyeri.
5. Penggunaan alat kontrasepsi intrauterin (IUD)
Pada beberapa wanita, penggunaan IUD dapat menyebabkan peningkatan volume darah menstruasi.
Baca juga: Kiat kelola haid dengan obat hormon bagi calon haji perempuan
Cara mengatasi menorrhagia
Penanganan menorrhagia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
1. Konsultasi ke dokter
Langkah pertama yang penting adalah berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi perdarahan dan nyeri, atau pil kontrasepsi hormonal untuk menstabilkan siklus menstruasi.
3. Terapi hormon
Penggunaan hormon progesteron dapat membantu mengurangi perdarahan menstruasi yang berat.
4. Prosedur medis
Dalam kasus tertentu, prosedur seperti dilatasi dan kuretase (D&C), ablasi endometrium, atau histerektomi mungkin diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang berat.
5. Perubahan gaya hidup
Menjaga pola makan seimbang, menghindari stres, dan rutin berolahraga dapat membantu mengatur siklus menstruasi.
Menorrhagia adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita. Pendarahan menstruasi yang berlebihan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan energi, dan menimbulkan dampak emosional maupun fisik.
Penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala yang muncul dan segera mencari bantuan medis untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang tepat. Dengan perawatan yang sesuai, sebagian besar kasus menorrhagia dapat diatasi dan dikendalikan secara efektif.
Baca juga: Macam-macam warna darah menstruasi, ini arti dan penyebabnya
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025