Jakarta (ANTARA) – Konsumsi telur setengah matang, sangat populer karena rasanya yang lezat dan teksturnya yang lembut, ternyata menyimpan berbagai risiko kesehatan serius. Meski kerap menjadi pilihan menu sarapan atau pelengkap hidangan, cara pengolahan yang kurang matang dapat membuka peluang masuknya mikroorganisme berbahaya ke dalam tubuh.
Ahli gizi dan pakar kesehatan menyoroti potensi bahaya dari telur setengah matang, terutama karena kemungkinan kontaminasi bakteri seperti Salmonella. Infeksi ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, demam, bahkan komplikasi serius, terutama bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah.
Dampak sering konsumsi telur setengah matang
1. Telur setengah matang belum mencapai suhu internal
Telur setengah matang belum cukup tinggi untuk membunuh bakteri Salmonella, baik yang berasal dari permukaan cangkang maupun kontaminasi internal. Infeksi salmonellosis dapat menyebabkan:
• Mual, muntah, diare, kram perut
• Demam, sakit kepala, bahkan BAB berdarah
• Pada kelompok rentan (ibu hamil, anak-anak, lansia, orang berimun lemah), infeksi bisa lebih parah dan berisiko komplikasi jangka panjang.
2. Penyakit lain akibat bakteri
Telur yang tidak matang sempurna juga berpotensi membawa bakteri lain seperti E. coli, Listeria, dan Staphylococcus aureus, yang dapat memperburuk risiko keracunan makanan.
3. Gangguan pencernaan & malabsorpsi
Telur setengah matang lebih sulit dicerna, sehingga bisa menyebabkan kembung, mual, hingga diare. Selain itu, white telur yang hanya matang sebagian mengandung avidin, protein yang dapat menghambat penyerapan biotin (vitamin B7), menurunkan kualitas nutrisi.
4. Potensi alergi
Protein seperti ovalbumin dan ovomucoid dalam putih telur mentah atau setengah matang tak sepenuhnya terdenaturasi, sehingga dapat memicu reaksi alergi mulai dari gatal-gatal hingga kasus anafilaksis yang mengancam jiwa.
5. Kolesterol & disiko jantung
Kuning telur kaya kolesterol. Bila dikonsumsi setengah matang secara rutin, khususnya bila ditambahkan dalam menu gorengan, dapat meningkatkan kadar LDL dan memicu risiko penyakit jantung.
Pencegahan dan tips aman
Untuk mengurangi risiko saat tetap ingin menikmati telur setengah matang:
• Gunakan telur pasteurisasi, karena proses ini mampu membunuh bakteri Salmonella tanpa mengubah kemasan kuningnya.
• Pastikan cangkang telur utuh, bersih, dan simpan di dalam kulkas (0–2 °C).
• Rebus telur setengah matang selama 7–12 menit dengan suhu minimal 70 °C, pastikan bagian putih dan kuning mencapai suhu tersebut.
• Konsumsi segera dan hindari menyimpannya lebih dari 2 jam pada suhu ruang atau lebih dari 3 hari dalam kulkas jika sudah direbus.
• Cuci tangan dan peralatan setelah mengolah telur mentah untuk mencegah kontaminasi silang.
Meskipun telur setengah matang terasa lebih nikmat dan menawarkan sensasi tekstur tersendiri, nilai kelezatan tersebut harus dibarengi dengan kesadaran terhadap risiko kesehatan. Konsumsi telur yang belum matang sempurna berpotensi membawa bakteri berbahaya yang dapat memicu gangguan kesehatan.
Untuk mencegah kontaminasi bakteri dan efek negatif lainnya, proteksi terbaik adalah dengan memasak telur hingga matang sempurna. Langkah ini sangat dianjurkan terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, dan individu dengan daya tahan tubuh lemah.
Baca juga: Susu dapat tingkatkan risiko penyakit jantung pada wanita
Baca juga: Omega 3 dan 6 tingkatkan ketahanan terhadap kanker
Baca juga: Tidur di akhir pekan dapat mengurangi risiko penyakit jantung
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
