Jakarta (ANTARA) – Pubertas merupakan fase penting dalam tumbuh kembang anak yang menandai peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan secara biologis. Pada masa ini, anak laki-laki mulai menunjukkan berbagai perubahan fisik, hormonal, dan emosional sebagai tanda kesiapan tubuh untuk bereproduksi.
Secara umum, pubertas pada anak laki-laki dimulai pada rentang usia 9 hingga 14 tahun, dengan rata-rata dimulainya perubahan terjadi sekitar usia 12 tahun. Meski demikian, waktu kemunculan pubertas dapat bervariasi antar individu, tergantung pada sejumlah faktor seperti genetik, lingkungan, dan status gizi.
Ciri-ciri pubertas anak laki-laki
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pubertas pada anak laki-laki yang penting dikenali oleh orang tua maupun anak itu sendiri:
1. Perubahan ukuran penis dan testis
Perubahan pertama yang biasanya terlihat pada masa pubertas adalah membesarnya ukuran testis dan penis. Selain itu, skrotum akan mengalami perubahan warna dan tekstur. Pertumbuhan organ reproduksi ini umumnya disertai dengan tumbuhnya rambut kemaluan.
2. Mimpi basah
Mimpi basah atau ejakulasi saat tidur menjadi ciri khas pubertas anak laki-laki. Hal ini terjadi akibat meningkatnya produksi hormon testosteron dan pembentukan sel sperma.
Baca juga: 7 ciri pubertas pada anak perempuan yang perlu diketahui orang tua
3. Perubahan bentuk tubuh
Anak laki-laki yang memasuki masa pubertas akan mengalami pertumbuhan tinggi badan yang cepat (growth spurt), disertai pelebaran bahu, pembesaran lengan dan kaki, serta peningkatan massa otot. Berat badan juga cenderung bertambah, meski tidak selalu terlihat secara signifikan.
4. Perubahan suara
Suara anak laki-laki akan menjadi lebih berat akibat perubahan pada laring dan pita suara. Pada awalnya, suara mungkin terdengar pecah atau tidak stabil, sebelum akhirnya menjadi lebih dalam secara permanen.
5. Pertumbuhan rambut di area tertentu
Selama masa pubertas, anak laki-laki mulai menumbuhkan rambut di area ketiak, kemaluan, wajah (kumis, jenggot), dan dada. Jenis rambut yang tumbuh biasanya akan semakin tebal dan kasar seiring bertambahnya usia.
6. Timbul jerawat
Peningkatan produksi hormon menyebabkan kelenjar minyak bekerja lebih aktif, sehingga kulit lebih rentan terhadap jerawat. Munculnya jerawat di wajah, dada, dan punggung merupakan hal yang umum terjadi selama masa pubertas.
7. Perubahan bau badan
Aktivitas kelenjar keringat meningkat selama pubertas, sehingga anak laki-laki mulai menghasilkan bau badan yang khas. Jika tidak disertai kebersihan diri yang baik, bau badan ini dapat mengganggu kenyamanan dan kepercayaan diri anak.
Pubertas dianggap dini jika perubahan tersebut muncul sebelum usia 9 tahun, dan dikategorikan terlambat jika ukuran testis belum mengalami perubahan hingga usia 14 tahun. Dalam kondisi demikian, sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.
Peran orang tua dalam menyikapi pubertas
Selama masa pubertas, anak laki-laki mungkin akan merasa canggung, malu, atau enggan membicarakan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam mendampingi dan memberikan edukasi yang sesuai.
Berikan penjelasan bahwa perubahan yang terjadi adalah wajar dan dialami oleh semua orang saat memasuki usia remaja. Orang tua juga dapat membantu anak mengenal cara menjaga kebersihan tubuh, menjaga kesehatan kulit, serta memahami proses perubahan tubuh secara menyeluruh.
Melalui pendekatan yang terbuka dan edukatif, anak akan merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam menghadapi masa pubertas.
Baca juga: Paparan cahaya biru dari layar berkaitan dengan pubertas dini
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
