loading…
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak masih menjadi masalah kesehatan yang menghantui para pria, seiring dengan bertambahnya usia. Foto/istimewa
Untuk membangun kesadaran masyarakat akan penyakit ini, Primaya Hospital PGI Cikini menggelar media talkshow bertajuk “Puluhan Kisah, Satu Solusi: Hidup Dimulai Kembali dengan Rezum di Primaya PGI Cikini” di Jakarta.
“Sebagai pria yang berusia memasuki 50 tahun keatas dan masih aktif berkegiatan, saya menyadari pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh termasuk memeriksakan prostat secara rutin,” ujar Marcelino.
“Apalagi, data menunjukkan bahwa lebih dari 40% pria di usia saya berisiko mengalami gangguan prostat. Sayangnya, masih banyak pria yang menganggap isu ini tabu atau justru mengabaikannya. Padahal, deteksi dini sangat penting agar kita tetap produktif dan menjaga kualitas hidup. Pemeriksaan pun sebaiknya dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dan teknologi mumpuni, agar prosesnya berjalan aman, nyaman dan komprehensif,” kata dr. Egi Manuputty, Sp.U, Dokter Spesialis Urologi Primaya Hospital PGI Cikini.
Mengusung semangat untuk memajukan layanan kesehatan pria dengan pendekatan modern dan minimal invasif, Primaya Hospital PGI Cikini hingga saat ini telah sukses melaksanakan tindakan Rezūm Water Vapor Therapy, menjadikannya salah satu rumah sakit unggulan yang menyediakan layanan urologi berbasis teknologi di Indonesia, juga tercatat memiliki jumlah dokter operator Rezum tersertifikasi resmi terbanyak di Tanah Air.
Sementara, dr. Egi Manuputty menjelaskan bahwa Rezum Water Vapor Therapy merupakan terapi inovatif untuk menangani BPH. Teknologi ini bekerja dengan menyuntikkan uap air steril ke jaringan prostat yang membesar, tanpa memerlukan pembedahan terbuka.
“Keunggulan Rezum adalah prosedurnya singkat, aman, dan minim resiko inkontinensia urine atau disfungsi seksual dibandingkan operasi konvensional. Pemulihannya juga cepat, pasien bisa kembali ke aktivitas normal dalam waktu relatif singkat,” jelas dr. Egi.